RADARPEKALONGAN - Belum semua umat Muslim diberi kenikmatan untuk menunaikan ibadah haji. Jangan berkecil hati. Sebab, ada beberapa amalan yang bisa dilakukan dan pahalanya setara dengan ibadah haji.
Ibadah haji memang ibadah yang luar biasa. Diimpikan hampir semua muslim. Setelah jihad di jalan Allah Ta'ala, ibadah paling utama berikutnya ialah ibadah haji. Namun, ibadah haji membutuhkan harta, kesehatan, dan persiapan yang matang untuk melaksanakannya.
Ada banyak faktor seorang muslim belum bisa menjalankan ibadah haji. Bisa karena masa tunggu yang lama, keterbatasan harta dan kondisi badan yang tak lagi prima karena dimakan usia atau sakit.
Allah Ta’ala dengan hikmah-Nya telah mensyariatkan beberapa amalan yang pahalanya setara dengan ibadah haji. Amalan-amalan ini perlu kita ketahui, lalu kita amalkan secara rutin. Sehingga bisa menjadi bekal amal kita di akhirat.
Amalan ini bukan berarti menggugurkan kewajiban seorang muslim untuk menunaikan ibadah haji. Yang dimaksud di sini adalah setara dalam hal pahala dan balasan, bukan pada pengguguran kewajiban sebuah ibadah.
Untuk itu, meskipun seorang Muslim telah melakukan amalan yang pahalanya setara dengan ibadah haji ini, kewajiban hajinya tidak akan gugur. Ia tetap berkewajiban menunaikan ibadah haji jika telah mampu dan tidak memiliki penghalang.
Berikut ini amalan-amalan yang pahalanya setara dengan pahala ibadah haji:
1. Niat tulus untuk menunaikan ibadah haji
Apa yang diniatkan seorang Muslim dihatinya secara tulus akan dinilai oleh Allah Ta’ala. Oleh karena itu, niatkan dalam hati secara tulus untuk bisa menunaikan ibadah haji.
Dalilnya, dari Jabir radhiyallahu anhu, ia berkata,
كُنَّا مع النَّبيِّ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ في غَزَاةٍ، فَقالَ: إنَّ بالمَدِينَةِ لَرِجَالًا ما سِرْتُمْ مَسِيرًا، وَلَا قَطَعْتُمْ وَادِيًا، إلَّا كَانُوا معكُمْ؛ حَبَسَهُمُ المَرَضُ. وفي رواية: إلَّا شَرِكُوكُمْ في الأجْرِ
"Dalam suatu peperangan (perang tabuk) kami pernah bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya di Madinah ada beberapa orang yang tidak ikut melakukan perjalanan perang, juga tidak menyeberangi suatu lembah, namun mereka bersama kalian (dalam pahala). Padahal mereka tidak ikut berperang karena kedapatan uzur sakit.” (HR. Muslim No. 1911)
An-Nawawi rahimahullah mengatakan, di dalam hadis ini terdapat keutamaan niat untuk melakukan kebaikan. Bagi siapapun yang berniat ikut berperang ataupun melakukan amal kebaikan lainnya, lalu ia mendapati uzur yang menghalanginya (dari melakukan amal tersebut), maka ia tetap mendapatkan pahala atas apa yang telah ia niatkan.(Syarh Shahih Muslim)
2. Menjaga shalat lima waktu secara berjamaah di masjid