RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Gus Baha menjelaskan tentang diperbolehkannya membeli suara rakyat supaya terpilih menjadi seorang pemimpin, jadi simaklah penjelasan lengkapnya sebagaimana berikut.
Dilansir dari akun @syahrijalaljakim16 yang mengunggah video ceramah Gus Baha tentang hukum suap.
Gus Baha mengatakan bahwa untuk memberikan fatwa terhadap hal yang sensitif itu tidak mudah, tapi sebagai ulama fatwa sangat penting sebagai landasan masyarakat dalam bersikap.BACA JUGA:Doa Nabi Menyambut Bulan Ramadan, Ustaz Adi Hidayat: Khasiat Menjaga Kesehatan Selama Berpuasa
BACA JUGA:Gus Iqdam: Garangan yang Masih Nakal, Coba Sekali Saja Ibadah, Orang Mabuk Juga Dulunya Coba-Coba
Sebenarnya suap itu yang bagaimana? Apakah saat kita hendak maju dalam pemilu dan begi-bagi uang disebut suap?
Simak penjelasan Gus Baha berikut ini.
Dalam kitab fatkhul mu'in diterangkan fatwa dari ulama yaitu jika ada sebuah jabatan (lurah, bupati, gubernur, presiden) hendak direbut orang dzolim dan orang dzolim ini akan menang karena membeli suara, maka orang soleh wajib membeli suara. Anggap saja membeli kebenaran dan hal ini tidak disebut suap.
Gus Baha melanjutkan penjelasannya dengan memberikan contoh supaya mudah dipahami.
"Misal kamu punya sawah yang memang itu benar sawah punya kamu, kamu punya surat dan bukti lengkapnya. Tiba-tiba ada orang lain yang mengaku sawah itu miliknya dan dia berusaha merebut sawah milikmu," jelas Gus Baha.
Gus Baha melanjutkan, kemudian dibawalah kasus ini ke sebuah pengadilan yang mana hakim yang menangani kasus ini akan memenangkan orang yang merebut sawah milikmu karena berani membayar 5 juta.
BACA JUGA:Amalan dari Syekh Nawawi, Wajib Dibaca Usai Sholat Jumat Kata Gus Baha
BACA JUGA:Gus Baha Ungkap Penyebab Rezeki Kamu Selalu Pas-pasan, Jauhi Perbuatan Ini!
Tapi jika kamu berani membayar ke hakim senilai 6 juta, maka kamu yang menang di pengadilan itu dan sawah akan tetap menjadi milikmu sesuai dengan yang sebenarnya.
"Apakah dengan kamu mengeluarkan uang 6 juta untuk membayar hakim itu disebut suap?" tanya Gus Baha
Gus Baha menjelaskan bahwa jawabannya itu bukan suap. Jika kamu membeli atau membayar sesuatu untuk sebuah kebenaran supaya tetap benar dan yang salah tetap salah, maka itu bukan suap.