KAJEN,RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kabupaten Pekalongan masih terbatas. Tak pelak, banyak anak berkebutuhan khusus tak tertampung di SLB yang ada di Kabupaten Pekalongan.
Oleh karena itu, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pekajangan, Kabupaten Pekalongan, menginisiasi pendirian Sekolah Luar Biasa (SLB) Muhammadiyah Pekajangan. SLB ini dibangun di Pekajangan Gang 19.
Groundbreaking Sekolah Luar Biasa Muhammadiyah Pekajangan telah dilaksanakan pada Sabtu, 3 Februari 2024. Hadir dalam groundbreaking ini Ketua PDM Kabupaten Pekalongan Mulyono, Ketua PCM Pekajangan Abdul Somad, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan Ipung Sunaryo, perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, tokoh Muhammadiyah dan Aisiyah Kabupaten Pekalongan, dan unsur Forkompincam Kedungwuni.
Ketua PCM Pekajangan Abdul Somad, ditemui usai groundbreaking, mengatakan, alasan utama Muhammadiyah Pekajangan menginisiasi pembangunan SLB karena di Kabupaten Pekalongan masih banyak sekali anak berkebutuhan khusus yang belum tertampung di sekolah-sekolah luar biasa. Karena memang di Kabupaten Pekalongan belum ada SLB swasta.
Baca juga:Fasilitas SLBN Wiradesa Minim
"Yang ada SLB negeri di wiradesa. Padahal anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Pekalongan sangat banyak dan sekarang hampir semuanya sekolah di Kota Pekalongan," kata dia.
Oleh karena itu, lanjut dia, Muhammadiyah Pekajangan prihatin. Muhammadiyah Pekajangan ingin menolong dan peduli agar anak-anak berkebutuhan khusus ini bisa mendapatkan pendidikan. "Karena itu merupakan hak dari anak-anak berkebutuhan khusus yang harus kita penuhi," tandasnya.
Disebutkan, untuk tahap pertama pembangunan SLB Muhammadiyah Pekajangan nilainya Rp 1,630 miliar. Total pembangunannya sendiri sekitar Rp 5,5 miliar sampai Rp 6 miliar.
"Untuk itu kami mengimbau bagi yang mau mendonasikan, menginfakan hartanya, kami dengan sangat terbuka akan sangat berterima kasih untuk bisa mempercepat pembangunan SLB ini," kata dia.
Disebutkan, SLB Muhammadiyah Pekajangan dibangun di atas lahan seluas 3.800 meter persegi. SLB dibangun dua lantai. Dengan 20 ruang kelas. "Satu kelasnya saya denger hanya bisa menerima delapan anak berkebutuhan khusus," katanya.
Pihaknya menargetkan, pada tahun ajaran baru 2024/2025 nanti izin SLB sudah keluar dan bisa menerima siswa. Ia pun menegaskan akan ada perbedaan di SLB Muhammadiyah Pekajangan. "Insya Allah beda. Kami akan memperkaya dengan agamanya. Kesehatannya juga akan kita pantau," ujarnya.
"Kita Alhamdulillah punya tenaga-tenaga yang kompeten. Kepala sekolah kita lulusan psikologi. Tenaga pengajarnya punya latar belakang pendidikan luar biasa. Mudah-mudahan ini yang terbaik," lanjut dia.
Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan Ipung Sunaryo menyampaikan, ada 262 anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Pekalongan mengenyam pendidikan di sekolah inklusi. Diantaranya di SD Langkap, SD Pacar, dan SD Wonorejo. Untuk SMP, kata dia, paling banyak di SMP 2 Kesesi. Menurutnya, salah satu kendala di sekolah inklusi adalah kekurangan guru pendamping khusus.
Baca juga:Pengajian Umum Parenting SD Muhammadiyah 1 Pekajangan, Ajak Wali Siswa Pahami Fitrah Anak