"Salah satu syarat pendirian SLB ada guru yang punya pendidikan luar biasa. Mencari guru SLB ini sulit seperti nyari jarum di tumpukan jerami," kata dia.
Ia berharap, anak-anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Pekalongan semuanya bisa tertampung di sekolah inklusi dan SLB. Di Wiradesa, kata dia, ada SLB. Itupun sudah overlad. SLB juga ada di Gandarum, Kajen.
"SLB Muhammadiyah Pekajangan ini diharapkan bisa menampung anak-anak di wilayah Kedungwuni, Buaran dan sekitarnya. Semoga di tahun ajaran baru 2024/2025 nanti SLB ini sudah berdiri," harap dia.
Sementara itu, Ketua PDM Kabupaten Pekalongan Mulyono, mengatakan, pendirian sekolah luar biasa Muhammadiyah Pekajangan sangat luar biasa, bahkan istimewa. Sekolah reguler sudah ada. Namun, SLB swasta di Kabupaten Pekalongan belum ada.
"Inilah inovasi yg kreatif dan dinamis. Amal usaha yang belum tersentuh. SLB di Wiradesa itu suk-sukan. Semoga SLB di Pekajangan ini bisa terwujud dengan sengkuyung bersama. Dari sinilah SLB akan menebarkan bakat-bakat yang luar biasa bagi mereka yang berkebutuhan khusus," tandasnya.
Ditegaskan, anak berkebutuhan khusus bukan anak kelas dua atau kelas tiga, namun sama dengan anak-anak lainnya. Bahkan, kata dia, mereka mungkin punya kelebihan khusus.
"Einstein umur 12 tahun belum bisa membaca. Putri Ariyani tuna netra gembarkan dunia dengan dapatkan buzzer golden dari Simon. Penyanyi dunia Stevie Wonder juga tuna netra," ujarnya.