BACA JUGA:Inilah Kyai Pekalongan yang Menjadi Guru dari Muammar ZA, Qori' Indonesia yang Mendunia
Dari kecil Kyai Subki Masyhadi sudah dididik langsung oleh ayahandanya yang terkenal tegas dan disiplin, khususnya dalam ilmu-ilmu di bidang agama.
Kemudian saat usia remaja, beliau melanjutkan pendidikannya ke salah satu pondok tua di Kendal, yakni Pondok Pesantren An-Nur yang sudah berdiri pada kisaran tahun 1884 M.
Pondok tersebut didirikan oleh KH. Ahmad Noer. Dan saat Kyai Subki nyantri di sana sedang di asuh oleh KH. Noer Fathoni yang merupakan cucu KH. Ahmad Noer.
Setelah beberapa tahun nyantri di Pondok An-Nur Kendal, Kyai alim dari Pekalongan yang produktif menulis itu melanjutkan pengembaraan ilmunya ke kota para wali, yakni Demak.
BACA JUGA:Mbah Kyai Dimyati Comal, Guru Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan yang Meninggal Diiringi Rebana
Di Demak Kyai Subki Masyhadi mondok di Pondok Pesantren Al-Fattah asuhan Mbah KH. Abdullah Zaeni Demak yang terkenal alim dan disegani ulama lain.
Sehingga saat Kyai Subki hendak mondok ke Pondok Pesantren Al-Hidayat Lasem, KH. Ma'shum pun mengatakan "Kamu kan sudah mondok di Demak kok kemari, di sana kan sudah cukup mengaji pada Mbah Abdullah Zaeni Demak".
Namun karena Kyai Subki kekeh ingin mengaji dan tabarukan pada Mbah Kyai Ma'shum, maka beliau pun diizinkan untuk mondok di Lasem, namun selain mengaji beliau juga diperintah Mbah Ma'shum untuk membantu mengajar para santri.
Sepulangnya ke Pekalongan, aktivitas beliau pun tidak jauh dari ilmu, Kyai Subki tetap mengaji dan mengajarkan ilmu-ilmu agama yang sudah beliau peroleh.
BACA JUGA:Kyai Amir Idris Simbang Kulon, Ulama Besar Santri Kesayangan KH Sholeh Darat dan Syekh Mahfud Termas
Itulah sekelumit tentang KH. Ahmad Subki Masyhadi Sampangan, kyai alim dari Pekalongan yang produktif menulis. Semoga bermanfaat.(*)