Screening Kanker Payudara, Puskesmas Pekalongan Selatan melaksanakan Kelon (Kelas Onkologi) bersama FIK Unikal

Rabu 29-05-2024,15:16 WIB
Reporter : Malekha
Editor : Dony Widyo

RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Tim PKM dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan mengadakan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) tentang Pemberdayaan KELON (Kelas Onkologi) Dalam Screnning dan Deteksi Dini Kanker Payudara di Wilayah Kerja Puskesmas Pekalongan Selatan pada Selasa 28 Mei 2024 yang diikuti oleh 34 Kader Posbindu. 

Ketua tim PKM Isrofah S.Kep,. Ns., MKep menjelaskan, kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi kepada kader posbindu yang merupakan ujung tombak kesehatan di Masyarakat tentang Screening dan Deteksi Dini Kanker Payudara. 

"Kanker merupakan penyakit yang berkontribusi terhadap tingginya angka kematian di seluruh dunia. Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel-sel tubuh membelah di luar kendali yang akhirnya menjadi ganas. Sel- sel tersebut tumbuh dengan sangat cepat dan dapat menyebar ke berbagai organ tubuh lainnya yang akhirnya menyebabkan komplikasi. Penyebaran kanker payudara yang lasim dikenal dengan istilah metastase dapat melalui peredarah darah maupun melalui peredaran limfe, dimana komplikasi tersebut dapat memperburuk status kesehatan pasien hingga berujung pada kematian," ungkap Isrofah.

Kanker payudara sendiri adalah salah satu jenis kanker yang sering terjadi pada wanita, dimana insidensi terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan studi epidemiologi ditemukan bahwa kejadian kanker payudara bukan hanya di Negara berkembang saja seperti Indonesia namun juga terjadi di Negara maju (Kemenkes RI, 2016).

Meskipun kemajuan dalam dunia onkologi sudah berkembang pesat, namun kanker payudara masih terus dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Kanker payudara merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal payudara dimana sel abnormal timbul dari sel- sel normal kemudian berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. 

Jumlah penderita kanker di seluruh dunia terus mengalami peningkatan, baik pada daerah insiden tinggi di negara-negara Barat, maupun pada insiden rendah seperti di banyak daerah di Asia (Humaera & Mustofa, 2017). 

Berdasarkan data dari GLOBOCAN tahun 2020, jumlah total penderita kanker di Indonesia tanpa membedakan jenis kelamin adalah 396.914 penderita dengan jumlah penderita kanker payudara sekitar 65.858 (16,6%) dari total keseluruhan kanker yang ada (International Agency for Research on Cancer, 2021). Hal ini menjadikan kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi untuk semua jenis kanker di Indonesia.

Kanker payudara di Indonesia seringkali ditemukan sudah dalam stadium lanjut dan sudah dalam kondisi sulit untuk dilakukan pengobatan (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020), karena prognosis dari kanker payudara memang erat kaitannya dengan stadium pada saat diagnosis kanker ditegakkan. 

Tindakan deteksi dini perlu dilakukan agar dapat mendeteksi dini sel-sel abnormal yang ada didalam tubuh agar dapat ditemukan sebelum berkembang menjadi kanker yang mematikan (Asiah, Arruum, & Aizar, 2019). 

"Salah satu upaya untuk menurunkan prevalensi morbiditas dan mortalitas akibat kanker payudara, maka skrining atau deteksi dini menjadi sangat penting untuk dilakukan," imbuhnya.

 Lebih lanjut, upaya pendeteksian secara dini dapat dilakukan dalam bentuk mammography, clinical breast examination, dan breast self-examination (BSE). Ketiga metode tersebut merupakan metode yang efektif untuk melakukan upaya skrining dan deteksi dini kanker payudara. Sekalipun BSE dinyatakan tidak cukup untuk dijadikan metode skrining untuk deteksi dini kanker payudara. Namun metode tersebut masih dijadikan sebagai metode skrining yang penting untuk deteksi dini terutama di negara berkembang seperti Indonesia dengan pertimbangan bahwa metode tersebut dinilai murah, mudah dilaksanakan, dan tidak membutuhkan pelatihan yang kompleks. 

Pemeriksaan payudara sendiri atau BSE maka para wanita akan menjadi familiar dengan struktur anatomis payudaranya, sehingga adanya perubahan pada struktur payudara akan dengan mudah untuk dikenali. (Yuhanah, 2019).

Sebelum dilakukan skrining kanker payudara, masyarakat awam juga perlu untuk diberikan pemahaman tentang kanker payudara itu sendiri, hal ini dikarenakan pemahaman yang rendah juga dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap peningkatkan kejadian kanker payudara pada suatu daerah.

Kategori :