Kolaborasi Museum Batik Pekalongan dan BI Tegal Hadirkan Pameran Bernilai Sejarah
Pameran- Pameran Bertajuk kolaborasi berkelanjutan dihadirkan musuem batik Pekalongan dan BI Tegal.-FOTO-Dwi Fusti Hana Pertiwi
Radarpekalongan.co.id - Museum Batik Pekalongan berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tegal menggelar pameran batik bertajuk "Kolaborasi Berkelanjutan”.
Pameran yang menjadi bukti nyata sinergi pelestarian budaya dan ekonomi nasional ini akan berlangsung hingga 31 Mei 2025.
BACA JUGA:Bupati Batang Kecam Aksi Kekerasan pada May Day di Semarang, Faiz: Kami Mendukung Proses Hukum
Kepala Museum Batik Pekalongan, Nurhayati Sinaga mengatakan bahwa pentingnya kolaborasi ini sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya. “Melalui kolaborasi ini, kami merawat warisan, memperkuat nilai, dan mempersembahkan cinta untuk Indonesia,” ungkap dia.
BACA JUGA:Jalan Menuju Guci Tegal Sering Macet, Fraksi PDIP Sarankan Begini
Pihaknya menambahkan pameran kali ini tidak hanya dalam rangka merayakan hari jadi kota Pekalongan saja, akan tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pelestarian budaya. Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pameran ini terbuka untuk umum dan menjadi bagian dari rangkaian perayaan budaya yang menunjukkan bahwa batik, seperti halnya rupiah, menyimpan nilai-nilai luhur bangsa yang patut dijaga dan dilestarikan bersama.
BACA JUGA:Pimpinan Dewan dan Serikat Pekerja Batang Kecam Tindakan Anarkistis di May Day Semarang
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Tegal, Bimala, menjelaskan bahwa pameran ini menghadirkan koleksi-koleksi batik langka yang menggambarkan kekayaan tradisi serta mencerminkan kekayaan budaya batik Indonesia dari masa ke masa.
BACA JUGA:Museum Batik Pekalongan Gelar Kajian Koleksi Bertajuk Batik dan Spiritualitas
“Kami memamerkan batik tahun 1970-an, termasuk motif buketan dari Pekalongan dan batik Tiga Negeri—lawasan yang memadukan karakter Solo, Pekalongan, dan Lasem. Ada pula batik Adik Baji dari tahun 1950-an yang terkenal karena kelembutan kainnya,” ungkap dia.
Pameran ini juga menampilkan batik Walangkekek koleksi pribadi penyanyi keroncong legendaris Waldjinah yang diproduksi pada tahun 1980-an dengan motif gringsing. Kain ini pernah dikenakan Waldjinah saat menghadiri undangan resmi ke Jepang pada tahun 2000.
Dan tak kalah menarik, pengunjung dapat menyaksikan koleksi batik karya Go Tik Swan, budayawan Tionghoa pelopor batik Indonesia, yang menghasilkan lebih dari 200 motif batik antara tahun 1958 hingga 2008. Ciri khas batik Go Tik Swan adalah perpaduan warna antara batik Solo yang cenderung gelap dengan warna-warna cerah khas pesisir.
Melalui pameran ini, ia berharap BI Tegal dan Museum Batik Pekalongan dapat memikat masyarakat untuk tidak hanya mengagumi keindahan batik, tetapi juga memahami makna dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya seperti halnya rupiah, yang menjadi simbol kekuatan dan jati diri bangsa.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

