TPI Kesulitan Penuhi Target PAD

TPI Kesulitan Penuhi Target PAD

MULAI RAMAI - Kondisi lelang di TPI Kota Pekalongan mulai ramai pada bulan November. Namun TPI mengaku kesulitan mengejar target PAD tahun ini sebesar Rp6 miliar.

KOTA - Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari TPI Kota Pekalongan, sulit terealisasi. Menyisakan waktu dua bulan, kini PAD TPI baru mencapai Rp4,37 miliar atau 72,9% dari target tahun ini sebesar Rp6 miliar. Meski potensi pendapatan pada November hingga Desember terbilang besar, namun untuk mencapai angka Rp6 miliar dinilai cukup berat.

"Untuk November ini memang ada kenaikan. Namun untuk mencapai Rp6 miliar itu cukup berat. Harapan kami, setidaknya PAD bisa menyentuh Rp5,5 miliar hingga akhir tahun nanti," ungkap Kepala TPI Kota Pekalongan, Mochtar Sanusi, Kamis (14/11).

Menurut perhitungannya, jika berkaca pada tren tahun lalu bulan November merupakan waktu yang paling potensial. Dengan pendapatan yang sudah diraih yakni Rp4,37, dia optimis hingga akhir November bisa menyentuh angka Rp4,7 miliar. Kemudian, pihaknya berharap ada tambahan pendapatan pada Desember.

"Trennya pada November hingga Desember ini produksinya tinggi. Tapi saat bulan Desember yang menjadi kendala adalah pendangkalan. Karena di bulan tersebut juga tidak dilakukan pengerukan mengingat kondisi cuaca ekstrim. Sehingga harapan optimalisasi pendapatan ada di bulan ini," jelasnya.

Kondisi lelang ikan di TPI memang baru kembali bergairah pada September lalu. Sebelumnya, sejak Mei hingga Juli produksi menurun drastis. Mochtar menyatakan, Juli menjadi titik terendah pendapatan TPI. "Mei hingga Juli itu sangat sepi. Kemudian Agustus mulai ada tren kenaikan dan September mulai kembali ramai," tambah Mochtar.

Dia menyatakan, ada beberapa alternatif yang diharapkan dapat menunjang pendapatan TPI. Salah satunya penjualan ikan yang dilakukan oleh truk pengangkut dari Pelabuhan Juana. Penjualan ikan dari truk, juga menopang samapi 50% pendapatan TPI pada bulan Januari hingga Februari lalu.

"Jadi truk ini berasal dari Juana yang sebagian besar dibawa oleh para bakul. Mereka bongkar di sana, tapi melakukan lelang di Kota Pekalongan. Karena di sini ada berbagai kelebihan seperti pembayarannya yang bisa dilakukan cash secara langsung, jadi selesai dalam sehari. Kemudian juga harga di sini lebih baik. Kami berharap di bulan ini hingga Desember juga ada pasokan dari truk yang dibawa bakul," katanya.

Selain itu, pihaknya juga tengah mendorong para pengusaha untuk membuat lebih banyak kapal penampung. Kapal ini bertugas untuk mengambil ikan di tengah laut dan membawanya ke darat untuk dijual terlebih dahulu. Saat ini Kota Pekalongan hanya memiliki 5 kapal pengangkut, sedangkan Juana punya sekitar 16 kapal.

"Jadi kadang kapal besar yang berangkat untuk waktu 3 bulan, sudah penuh dalam waktu 1,5 bulan. Dari pada harus bolak-balik dengan ongkos besar, mereka akan mengirimkannya lewat kapal pengangkut. Karena jumlahnya di sini masih minim, seringkali kapal dari Juana yang dapat. Untuk itu kami masih mendorong agar pengusaha di Kota Pekalongan membuat kapal pengangkut lebih banyak," tandasnya.(nul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: