Regulasi Dipangkas, Guru Diberi Ruang Berekspresi

Regulasi Dipangkas,  Guru Diberi Ruang Berekspresi

Drs Soeroso MPd
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan

MEMANGKAS regulasi dan memberikan kreatifitas kepada guru seluas-luasnya adalah langkah pertama untuk mewujudkan Guru Penggerak Merdeka Belajar. Siapakah yang harus menjadi Penggerak? Gurunya menjadi Penggerak, siswanya menjadi Penggerak, orang tua menjadi Penggerak, semua stakeholder terkait menjadi Penggerak. Kepala sekolah, pengawas dan seluruh bidang dan seksi di Dinas Pendidikan pun harus menjadi Penggerak.

Siapa yang merdeka belajar? Gurunya merdeka untuk mencoba metoda mengajar dan hal-hal baru di luar rutinitas, siswanya merdeka bereksperimen di luar kelas untuk memahami satu tema pengajaran. Tempat belajar bukan hanya kelas, bisa di perpustakaan, bisa di stasiun, bisa di taman bunga, bisa di kolam ikan, bisa di tempat ibadah, bisa naik pohon untuk mengukur gaya gravitas bumi dll. Gurunya harus merdeka, muridnya harus merdeka, orang tua juga harus mendukung agar anak-anaknya bebas mengekspresikan ide dan gagasannya.

Namun ada hal fundamental yang tidak tergantikan dan cukup mengganggu program Guru Penggerak Merdeka Belajar ini yaitu jumlah guru yang nyaris di setiap sekolah kurang. Kurang bisa disebabkan karena guru mata pelajarannya memang kurang atau karena ada guru-guru yang merangkap menjadi tenaga kependidikan (di luar mengajar). Guru-guru tersebut merangkap tenaga administrasi, keuangan, dan urusan lain di luar mengajar. Asumsinya bagaimana bisa fokus ke siswa kalau pekerjaannya dobel.

Bukan berarti program Guru Penggerak Merdeka Belajar tidak bisa diwujudkan, namun diperlukan upaya ekstra keras dan komitmen yang tinggi untuk mewujudkannya. Sementara di sisi lain untuk memenuhi kebutuhan guru yang cukup banyak, negara pun masih butuh waktu untuk merealisasikannya. Pun demikian, kita harus melangkah dari kondisi apapun yang ada sekarang. Perubahan ke arah yang lebih baik itu sebuah keniscayaan, hambatan itu ada di mana-mana. Kalau keberhasilan tanpa ada hambatan siapapun dapat mewujudkannya. Namun kalau berhasil di tengah hambatan besar, itulah yang dinamakan Guru Penggerak sejati.

Dalam kondisi seperti inilah saya memperkirakan akan muncul guru-guru yang memiliki komitmen tinggi dalam dunia pendidikan yang tetap semangat dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Guru-guru model inilah yang akan mewarnai dinamika dan kualitas pendidikan ke depan. Mungkin jumlahnya belum banyak, tapi dapat mewarnai proses pendidikan di setiap sekolah. Kepala sekolah harus memberikan dukungan yang cukup besar kepada guru-guru model ini karena dari pikiran dan idenyalah akan muncul gagasan luar biasa.

Guru Penggerak itu akan muncul dari level pendidikan usia dini, di sekolah dasar, sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas. Ciri-ciri Guru Penggerak itu bisa dilihat dan dinilai oleh siapapun. Ciri sederhananya adalah, tidak pernah mengeluh dengan tugas sebanyak apapun, selalu semangat, selalu memiliki ide-ide baru, melihat peluang dari tantangan, masalah dijadikan dasar untuk menjawab tantangan pendidikan, selalu mengaitkan proses belajar dengan konteks kehidupan sehari-hari, selalu memiliki cara untuk meyakinkan ide-ide barunya, dll.

Adakah guru-guru di sekitar Anda yang memiliki ciri-ciri tersebut? Kalau ada berikan support kepada mereka, berikan ruang untuk berekspresi, berikan apresiasi dalam bentuk apapun walaupun terlihat sederhana. Saya yakin dan saya percaya sangat banyak jumlahnya Guru-guru Penggerak yang memiliki ide Merdeka Belajar di sekeliling kita. (Habis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: