Sembilan Sekolah di Kota Santri Tergenang Banjir

Sembilan Sekolah di Kota Santri Tergenang Banjir

PANTAUAN BANJIR: Kabid Sarpras Dindikbud Kabupaten Pekalongan Susan Apriliani saat memantau banjir di SMPN 2 Tirto. Hadi Waluyo.

TIRTO - Selain menggenangi pemukiman penduduk, banjir yang terjadi sejak Rabu (19/2/2020) petang hingga Jumat (21/2/2020) berdampak pada proses belajar mengajar di sekolah. Pasalnya, sembilan sekolah di Kabupaten Pekalongan terkena dampak banjir tersebut.

Kabid Sarpras Dindikbud Kabupaten Pekalongan Susan Apriliani, Kamis (20/2/2020) malam, menyatakan, untuk mengetahui dampak banjir di sekolah, ia didampingi Kasi SD dan Kasi SMP melakukan pantauan langsung ke sejumlah wilayah yang tergenang banjir, Kamis (20/2/2020). Pantauan itu dilakukan dengan menyisir sejumlah desa di Kecamatan Sragi, Siwalan, Wonokerto, Tirto, dan Kecamatan Buaran.

"Yang terkena banjir berdasarkan laporan dan pantauan kami, yaitu SDN 02 Pait, SDN 02 Sijambe, SDN 01 Bebel, SDN 05 Sragi, SDN 04 Sragi, SMP 1 Buaran, SMPN 1, 2 dan 3 Tirto," terang Susan.

Diterangkan, di SMPN 1 Buaran banjir masuk ruang kelas hingga setinggi 10 cm, sedang ruang guru dan ruang TU aman. "Banjir disebabkan karena curah hujan tinggi dan saluran depan sekolah meluap, sehingga air hujan tidak dapat keluar," terang dia.

Menurutnya, pihak sekolah telah mengamankan dokumen-dokumen dan barang elektronik, termasuk jaringannya.

Menurutnya, di SMPN 2 Tirto banjir masuk ke ruang kelas, ruang TU, dan ruang guru. Dikatakan, di sekolah ini 7 ruang tidak terendam karena lokasinya tinggi.

"Banjir di sini juga disebabkan karena curah hujan tinggi dan saluran depan sekolah meluap, sehingga air tidak bisa keluar dan air dari jalan masuk ke sekolah.

Pihak sekolah telah mengamankan dokumen dan barang elektronik terutama ruang laboratorium," kata dia.

Sementara itu, lanjut dia, di SMPN 1 Tirto banjir hanya masuk halaman sekolah. Menurutnya, semua ruangan di sekolahan ini aman, namun jalan akses masuk ke sekolah banjir sampai selutut.

Sedangkan di SMPN 3 Tirto, banjir dikarenakan curah hujan tinggi dan lingkungan sekitar banjir, sehingga pompa tidak mampu untuk mengeluarkan air dan air masuk lebih banyak. Dikatakan, upaya sekolah sudah membendung pintu masuk dan menutup lubang-lubang pagar untuk mengurangi air masuk ke sekolahan. Dikatakan, tinggi air banjir di halaman sekolah hingga 60 cm.

"Semua sekolah pada hari itu mengambil langkah memulangkan siswa karena kondisi tidak memungkinkan untuk proses belajar mengajar," imbuh dia. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: