Dari Otodidak, Ingin jadi Percontohan

Dari Otodidak, Ingin jadi Percontohan

*KRPL Subur Barokah

SEMANGAT TINGGI - Ketua KRPL Subur Barokah, Giyatno, saat menata tanaman yang akan ditempatkan di depan rumah-rumah warga di lingkungan RT 7 RW 1, Kelurahan Podosugih.

KOTA - Semangat warga RT 07 RW 1 Kelurahan Podosugih dalam menggalakkan gerakan peduli lingkungan lewat beberapa program, patut diacungi jempol. Mereka mulai menginisiasi sendiri beberapa program yang berkaitan dengan kepedulian lingkungan seperti pembuatan biopori, pembuatan sumur resapan dan juga pembentukan Kawasan Rumah Pangan Lestasi (KRPL). Semua program tersebut, dibuat secara otodidak dan dibiayai secara swadaya.

Warga setempat, mulai tahun ini membuat beberapa percontohan berupa satu buah sumur resapan, beberapa titik biopori serta pengembangan tanaman sayur dan rempah. Targetnya, dengan semangat dan dukungan dari seluruh warga KRPL yang diberi nama Subur Barokah ingin menjadi percontohan bagi wilayah lainnya.

"Awalnya saya menginisiasi dengan membuat beberapa pembibitan tanaman, kemudian biopori. Tahun lalu mulai saya jalankan secara pribadi. Mulai tahun ini mulai digarap bersama warga. Salah satunya dengan pembentukan KRPL Subur Barokah sebagai wadah untuk mengembangkan program ini," tutur Ketua KRPL Subur Barokah, Giyatno, Senin (3/2/2020).

Untuk KRPL, lanjutnya, akan ditempatkan di rumah-rumah warga. Namun untuk pembibitan akan dipusatkan di satu lahan sendiri. "Sementara ini kami sudah membuat sekitar 300 tanaman sayuran dan rempah-rempah untuk uji coba. Sudah beberapa kali panen tapi jumlahnya baru sedikit karena anggarannya juga hanya swadaya dari warga. Harapan kami ke depan ada bantuan dari pemerintah baik berupa bibit, pembiayaan atau pendampingan teknis," katanya.

Kemudian untuk sumur resapan, saat ini baru dibuat satu titik. Rencananya, akan dibuat dua titik sumur resapan lainnya. Pihaknya, lanjut Giyatno, juga akan membuat lubang biopori di pinggir-pinggir jalan sepanjang lingkungan setempat. Dengan sumur resapan dan biopori, harapannya dapat turut meminimalisir genangan air.

"Selama ini di sini tidak banjir. Hanya tahun lalu saja yang memang cukup besar. Dengan adanya biopori dan sumur resapan ini harapannya bisa meminimalisir dampak jika terjadi hujan besar. Kemudian saat nanti musim kemarau air hasil pengumpulan ini bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman. Satu sumur resapan kapasitasnya 0,8 meter kibik," jelasnya.

Untuk menjadi KRPL percontohan, dikatakan Giyatno pihaknya masih membutuhkan pembinaan dan pendampingan dari pihak yang berkompeten entah dari OPD terkait maupun dari pihak lain yang memiliki kapasitas untuk melakukan pendampingan. Dia yakin dengan semangat warga yang tinggi, KRPL Subur Barokah dengan tiga programnya dapat menjadi percontohan di Kota Pekalongan.(nul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: