Banjir Kota Pekalongan Telan Korban, Satu Warga Meninggal

Banjir Kota Pekalongan Telan Korban, Satu Warga Meninggal

*Ratusan Warga Lainnya Mengungsi

EVAKUASI - Proses evakuasi warga korban banjir yang meninggal dunia oleh petugas PMI Kota Pekalongan, Rabu (19/2/2020). ISTIMEWA

KOTA - Banjir yang mengepung Kota Pekalongan sejak Rabu (19/2/2020) malam hingga Kamis (20/2/2020) menelan korban jiwa. Satu warga meninggal dunia atas nama Alwi Yahya (59), warga Kelurahan Poncol Baru Gang Kataliya.

Berdasarkan informasi saksi, korban meninggal karena terjatuh saat hendak menguras air banjir yang masuk ke dalam rumahnya.

Hal itu diungkapkan petugas PMI Kota Pekalongan, Ariful Amar. Dia mengatakan pertama kali mendapatkan laporan dari warga atas nama Agit Anggoro pada Rabu (19/2/2020) malam pukul 23.45. Warga tersebut, meminta bantuan petugas untuk merujuk salah seorang warga ke rumah sakit.

"Tim lalu menuju ke lokasi warga yang meminta bantuan untuk dirujuk dan membawa ke RS Siti Khotijah," ungkapnya.

Amar menambahkan, dari keterangan saksi diketahui bahwa korban terjatuh di depan rumahnya, karena hendak mengambil gayung yang ke bawa banjir. "Korban masih membersihkan air yang masuk ke rumah dan tiba tiba korban terjatuh. Setelah ditolong kurang lebih 30 menit korban mengalamk kedinginan dengan tanda vital sudah melemah atau minim. Menurut warga, korban memiliki riwayat penyakit struk dan asam lambung," tuturnya.

Kemudian warga melaporkan kejadian tersebut dan meminta bantuan ambulans dari PMI Kota Pekalongan untuk membawa korban ke rumah sakit. Namun setelah sampai di RS Siti Khodijah dan dilakukan pengecekan kurang lebih selama 20 menit, korban dinyatakan telah meninggal dunia.

"Tim kemudian membawa korban banjir yang meninggal dunia ke rumah duka yang ada di Keputran, Kecamatan Pekalongan Timur karena akses ke kediaman korban di Poncol terendam banjir," tambahnya.

Sementara itu, banjir juga memaksa ratusan warga Kota Pekalongan mengungsi ke lokaso yang lebih aman. Berdasarkan data PMI Kota Pekalongan Rabu (19/2/2020) malam, jumlah pengungsi mencapai 803 jiwa dan tersebar di di sejumlah titik pengungsian.

Diantaranya di Masjid Alkaromah ada 393 orang, aula Kelurahan Tirto 48 orang, Mushola Al Ikhsan 62 orang, TPQ di RW 8 Kelurahan Tirto berjumlah 172 jiwa, Musola RSUD Bendan ada 43 jiwa, Masjid Muhajirin Pabean ada 25 orang, dan aula Kecamatan Pekalongan 39 jiwa.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Pekalongan, Saminta mengatakan, hujan dengan intensitas tinggi membuat sebagian besar wilayah Kota Pekalongan terendam baik wilayah perkampungan maupun jalan-jalan utama dengan ketinggian air mulai 10 sentimeter hingga 50 sentimeter.

Selain karena intensitas hujan yang tinggi, meluapnya Sungai Bremi dan Sungai Meduri juga menggenangi wilayah ada di bantaran dua sungai tersebut salah satunya di Kelurahan Tirto dengan ketinggian air pada Rabu (19/2/2020) malam mencapai 40 sentimeter hingga 70 sentimeter.

Saminta mengungkapkan BPBD sudah melakukan langkah dalam bencana banjir kali ini yaitu menyiapkan posko pengungsian dan mengevakuasi warga yang terdampak banjir. "Distribusi logistik pengungsian akan segera dilakukan setelah ada assesmen dan data valid di setiap lokasi pengungsian. Karena, sampai dini hari ini masih ada 6 titik pengungsian yang belum masuk ke BPBD," tandasnya.(nul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: