Batang Kekurangan Sekolah Inklusi

Batang Kekurangan Sekolah Inklusi

*Guru Paud Dilatih Didik Anak Disabilitas

HADIRI - Wakil Bupati Batang, Suyono saat menghadiri Program Pembelajaran Inklusif Taman Kanak-kanak di Hotel Sendang Sari, Minggu (17/11).

BATANG - Keberadaan sekolah inklusi di Kabupaten Batang masih bisa dihitung dengan jari. Untuk menuju sekolah inklusi, perlu didukung juga dengan sumber daya pendidik yang sesuai.

Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Batang, Suyono, berharap para pendidik PAUD bisa beradaptasi dalam mengajar anak didiknya, khususnya yang bekebutuhan khusus. "Anak disabilitas usia dini juga memiliki hak mendapatkan pendidikan, maka guru PAUD jangan bedakan dalam memberikan pendidikan layani dengan penuh dengan kasih sayang, guru menjadi pengganti orang tua di sekolahan. Berikan edukasi di luar kurikulum hasil referensi dari luar sesuai dengan porsi anak usia dini yang sifatnya baru, menyenangkan dan membahagiakan," kata Wakil Bupati Suyono, saat menghadiri Program Pembelajaran Inklusif Taman Kanak-kanak di Hotel Sendang Sari, Minggu (17/11).

Anak usia dini disabilitas juga punya imajinasi yang perlu dibimbing para guru, sehingga mereka harus dilayani seperti anak pada umumnya.

"Ajarkan anak - anak kita untuk bisa melompat, jangan sampai menjadi anak yang hanya bisa menerima apa adanya, tapi memiliki jiwa pejuang untuk maraih sukses dengan bekal kecerdasan karena dipacu mendapatkan hal yang baru," jelasnya.

Suyono juga menyampaikan rasa terimakasih kepada guru PAUD yang telah ikhlas mendidik siswanya, walau dengan gaji atau honor yang belum sesuai harapan, karena keterbatasan anggaran. Tapi Pemkab berusaha memberikan yang terbaik.

"Jangan dipikir honor sedikit tidak bisa menjadi kaya, tapi ada doa dari orang tua siswa yanh menjadi berkah tersendiri dan rezeki yang tidak terduga dari Allah," pesan Suyono memotivasi.

Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak - Kanak dan Pendidikan Luar Biasa Kemendikbud, Abu Khaer mengatakan, bimbingan teknis itu memberikan persepsi bersama dalam konsep penyelangaraan pendidikan inkusi mulai dari sedini mungkin di taman kanak-kanak.

"Keberadaan anak yang istimewa untuk bisa dilayanai bersama-sama seperti pada umumnya dan harus disikapi secara utuh. Karena konsep kita adalah pendidikan untuk semua," jelasnya.

Ia juga berharap kepada 30 peserta yang mengikuti bintek agar bisa diimbaskan kepada teman-teman yang lain. Karena ada hak-hak dasar disabilitas yang harus dipenuhi.

Sementara Kepala Disdikbud Batang, Achmad Taufik mengatakan, di Kabupaten Batang baru ada satu pendidilan inklusif, yakni di Batang Kota. Keterbatasan tersebut karenanya tak mampu mengcover anak disabilitas yang jumlahnya cukup banyak.

"Sesungguhnya masyarakat Kabupaten Batang membutuhkan sekali sekolah inklusif atau SLB untuk dua sektor timur dan selatan untuk mengcover anak disabelitas kecamatan Tersono, Gringsing, Banyuputih, Limpung, Bawang, dan Reban," tandas Taufik. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: