Habitat Lutung Kian Terancam, Tiga Bulan 3 Ekor Mati

Habitat Lutung Kian Terancam, Tiga Bulan 3 Ekor Mati

MATI KESETRUM: Satu ekor lutung mati kesetrum jaringan listrik PLN di kawasan hutan di Curug Sibedug, Petungkriyono. Ist

PETUNGKRIYONO - Habitat lutung Jawa ('Trachypithecus auratus') di kawasan hutan lindung Petungkriyono kian terancam seiring dengan kemajuan pembangunan di wilayah itu dengan wisata alamnya.

Dalam tiga bulan terakhir, tiga ekor lutung Jawa yang merupakan satwa endemik dilindungi ini mati akibat kesetrum jaringan tegangan tinggi PLN.

Pegiat lingkungan dari Swara Owa, Wawan, Senin (17/2/2020), mengatakan, dalam tiga bulan terakhir sudah ada tiga ekor lutung Jawa mati akibat kesetrum jaringan listrik PLN di kawasan hutan Desa Sokokembang, Kecamatan Petungkriyono. Yakni, pada bulan Desember 2019, Januari 2020, dan bulan Februari 2020.

"Tiga ekor lutung mati akibat kesetrum jaringan PLN. Kejadian saat hujan turun. Saat melintasi kanopi hutan dan melewati kabel PLN lutung kesetrum," terang dia.

Dikatakan, jaringan PLN baru masuk ke wilayah itu sekitar bulan September atau Agustus dari PLN Banjarnegara. "Kabel PLN ini mungkin tidak ada isolasinya, dan kejadian saat hujan," kata dia.

Menurutnya, kejadian lutung mati kesetrum listrik jaringan PLN lokasinya sama yakni di kawasan hutan Sokokembang. "Yang sudah mati tiga ekor, yakni pada Desember 2019, awal Januari, dan terakhir kemarin," kata dia.

Disebutkan, pihaknya belum pernah melakukan pendataan estimasi populasi lutung di Petungkriyono. Namun, kata dia, di sepanjang jalur Kroyakan hingga Kayupuring diperkirakan ada sekitar 7 kelompok lutung."Satu kelompok antara dua hingga 15 individu kalau lutung," terang dia.

Dikatakan, dengan tingkat keramaian masyarakat di Petungkriyono semakin tinggi berdasarkan pengamatannya tren perjumpaan dengan lutung menurun. "Tren ketemunya juga menurun. Mungkin karena semakin ramai di jalan itu," kata dia.

Dikatakan, lutung merupakan satwa dilindungi dan endemik Jawa. Disebutkan, tingkat persebaran lutung hingga Lombok, namun spesiesnya berbeda dengan yang ada di Jawa. "Kalau di Jawa spesiesnya 'Trachypithecus auratus'," terang dia.

Wawan menyatakan, kawasan hutan Petungkriyono merupakan kawasan penting untuk satwa yang dilindungi di Indonesia. Oleh karena itu, ia mengharapkan proses pembangunan di kawasan itu memperhatikan habitat satwa yang ada. Misalnya, kata dia, jaringan listrik PLN di jalur itu harus ada isolasinya untuk menghindari hal-hal yang merugikan. "Jangan sampai kita kehilangan terus satwa endemik yang ada di kawasan itu," ujar dia. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: