Penyakit TBC Masih Tinggi

Penyakit TBC Masih Tinggi

**Tahun 2019 Ditemukan 1.000 Kasus di 19 Kecamatan

Yudi Syuhada.

KAJEN - Kasus TBC (tuberkulosis) di Kabupaten Pekalongan masih tinggi. Pada tahun 2019, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pekalongan mencatat ada lebih dari 1.000 kasus TBC.

Diperkirakan, jumlah penderita TBC di Kota Santri masih lebih banyak dari itu. Oleh karena itu, Dinkes menargetkan pada tahun ini bisa menemukan 3 ribu hingga 4 ribu kasus, agar di tahun 2030 sudah terbebas dari penyakit akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis tersebut.

"Temuan kasus TBC tahun 2019 di atas 1.000. Temuan ini hampir sama dengan tahun sebelumnya," ujar Kasi Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Pekalongan Yudi Syuhada, kemarin.

Dikatakan, kasus TBC ibarat fenomena gunung es. Sehingga, diperkirakan penderita TBC di lapangan masih banyak. Untuk itu, Dinkes menargetkan bisa menemukan 3 ribu hingga 4 ribu kasus, agar seluruh kasus TBC bisa diobati.

"Pada tahun 2019, dari temuan 1.000 lebih kasus,96 persen bisa disembuhkan dalam enam bulan pengobatan. Ini lebih besar dari yang ditargetkan provinsi sebesar 90 persen," ujar Yudi.

Disebutkan, sebaran penyakit TBC hampir merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Pekalongan. Kasus temuan TBC yang belum maksimal, lanjut Yudi, bisa dikarenakan proses pencarian kasus belum maksimal dan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri kurang. Mereka justru menyembunyikan sakitnya itu, padahal pengobatan TB di Puskesmas gratis.

Dikatakan, persoalan TB sudah menjadi isu nasional. Pemerintah menargetkan pada tahun 2030 Indonesia sudah bebas dari TB. "Kepala Dinkes baru saja menghadiri pertemuan di Cimahi, Bandung, terkait dengan kasus TB ini," ungkap dia.

"Dalam 10 tahun ke depan Indonesia harus bebas TB. Estimasinya, jika penderita sudah diobati minimal 2 bulan, maka TB tidak menular karena kuman sudah kurang. Jika belum, dalam enam bulan pengobatan bisa sembuh asal disiplin dalam berobat," lanjut dia.

Diakuinya, penderita TB yang sudah sembuh bisa terserang lagi jika kondisi lingkungan jelek, seperti lingkungan rumah lembab dan kurang ventilasi. "Kuman jika berada di media tanah bisa bertahan tahunan," terang dia.

Untuk itu, dalam menekan penyakit TB Dinkes akan terus mengupayakan agar masyarakat mau diobati. Jika diobati dengan baik, TB bisa sembuh. Untuk itu lah, target temuan kasus TB ditargetkan bisa mencapai 4 ribu, agar semuanya bisa diobati. "Kita ada slogan TOS TB, yakni temukan, obati, sembuh," kata dia.

Sedangkan, bagi penderita TB yang tidak selesai pengobatan atau tidak sembuh setelah diobati biasanya akibat kurang disiplinnya penderita itu sendiri dan kasus MDR (multi drug resistance).

"Seperti pada tahun 2019, ada 4 persen yang tidak selesai pengobatannya, maka kami lakukan kunjungan ke rumah agar bertahan untuk diobati. Karena ada juga kasus orang yang sudah putus asa, sehingga pasrah dan enggan untuk diobati. Untuk yang MDR memang harus dirujuk ke rumah sakit," katanya.

Ia menambahkan, jika warga batuk selama dua minggu tidak kunjung sembuh, maka perlu diwaspadai terkena DB. Oleh karena itu, harus segera diperiksakan ke laboratorium. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: