Hari Pendengaran Dunia, Seratusan Warga Konsultasi dan Periksa Telinga Gratis di RSUD Batang

Hari Pendengaran Dunia, Seratusan Warga Konsultasi dan Periksa Telinga Gratis di RSUD Batang

Seorang bocah tengah diperiksa telinganya oleh dokter spesialis THT pada acara Hari Pendengaran Dunia. --

Batang - Sebanyak 100 orang mengikuti konsultasi dan pemeriksaan kesehatan telinga dan pendengaran di Ruangan Klinik Lt.1 RSUD Kabupaten Batang, Kamis (02/03/2023).

Kegiatan yang digelar dalam rangka Memperingati Hari Pendengaran Dunia (World Hearing Day) 2023 itu juga sebagai bentuk pengabdian dan memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat Kabupaten Batang.

Direktur RSUD Kabupaten Batang dr Muhammad Ali Balki menjelaskan, kegiatan tersebut juga untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya merawat telinga sebagai indra pendengaran.

"Kita harus merawat dengan baik telingan dan pendengaran, karena penyebab gangguan pendengaran adalah multi faktorial pada periode yang berbeda sepanjang rentang hidup,” ujar Ali Balki.

Pada kegiatan itu, sebanyak empat dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT)  melayani konsultasi dan pemeriksaan. Dari jumlah dokter tersebut, tiga diantaranya berasal dari Pekalongan, dan satu lagi merupakan dokter RSUD Batang.

“Untuk mendukung pemeriksaan, RSUD Batang mempunyai Endoscopy THT, yaitu teknik pemeriksaan telinga secara visual dengan cara melihat langsung ke monitor. Sehingga layanan yang diberikan bisa lebih maksimal,” jelas didampingi Kepala Bidang Keperawatan RSUD Kalisari Batang, Samuri.

Masyarakat sendiri ternyata menyambut antusias kegiatan tersebut, terbukti dengan melonjaknya jumlah peserta yang mengikuti konsultasi dan pemeriksaan.

“Awalnya kuotanya hanya 75 orang saja, namun ternyata yang mendaftar mencapai 100 orang, bahkan lebih. Dan semuanya tetap kita layani,” tandasnya.

Sementara itu, dokter spesialis THT RSUD Kabupaten Batang, Dr dr Muyassaroh mengatakan, perawatan kesehatan telinga merupakan hal yang harus diperhatikan. Pasalnya, jika sudah akut akan berbahaya hingga tidak dapat mendengar.

"Selama pemeriksaan tadi yang konsultasi kebanyakan kurang dengar yang disebabkan kotoran padat dan dalam. Kotoran padat dan dalam pada telinga sendiri merupakan efek dari pasien yang setiap hari selalu mengorek-orek telinga. Dan itu harus diperiksakan," jelasnya.

Sebetulnya lanjut dia, mengorek telinga tidak dianjurkan. Karena jika dibiarkan saja, maka secara alami telinga akan membersihkan kotoran dan akan keluar dengan sendiri.

"Kurangnya pendengaran akan menimbulkan dampak yang besar terutama bagi pelajar akan mengganggu belajarnya. Apalagi pelajar saat ini banyak menggunakan headset dengan durasi lama karena main game atau nonton youtube," ungkapnya.

Ditambahkan, aturan yang benar penggunaan headset pada telinga durasi maksimal 60 menit dan olume suara hanya 60 persen saja. "Kalau sudah lebih dari itu harus berhenti, karena berbahaya bisa menyebabkan kurang pendengaran tadi," pungkas Muyassaroh. (don)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: