Jumlah Pengguna dan Total Transaksi Qris di Kabupaten Batang Tertinggi di Eks-Karisidenan Pekalongan

Jumlah Pengguna dan Total Transaksi Qris di Kabupaten Batang Tertinggi di Eks-Karisidenan Pekalongan

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Muhammad Taufik Amrozi.--

BATANG - Nilai transaksi pembayaran non tunai menggunakan alat pembayaran digital milik Bank Indonesia (BI), Qris di Kabupaten Batang, ternyata menjadi yang tertinggi se eks-karesidenan Pekalongan.

Tidak tanggung-tanggung, total nilai transaksinya mencapai Rp17,7 miliar dari keseluruhan total transaksi se eks-karesidenan Pekalongan Rp63,7 miliar.

"Selain nilai transaksi, jumlah pengguna Qris di Kabupaten Batang juga tertinggi dibandingkan kota dan kabupaten lainnya di eks-karesidenan Pekalongan, yaitu 83,5 ribu user," ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Muhammad Taufik Amrozi pada sejumlah awak media, Minggu (19/3).

Menurutnya pencapaian tersebut tak lepas dari masifnya pada pedagang disejumlah pasar di Kabupaten Batang menggunakan Qria dalam melakukan transaksi.

Hingga saat ini saja, sudah ada lima pasar tradisional di Kabupaten Batang yang melayani pembayaran non tunai menggunakan Qris, yaitu pasar Subah, Limpung, Tersono, Bandar dan Batang. 

"Kini sudah semakin banyak pedagang maupun pembeli yang memahami manfaat dan kepraktisan dalam melakukan transaksi non tunai. Karena selain praktis, juga menghindari membawa uang tunai dalam jumlah besar yang tentunya juga mempunyai resiko," jelas Taufik Amrozi.

Disisi lain, untuk nilai transaks Qris paling tersedikit berada di Kabupaten Pekalongan dengan nilai Rp 5,33 miliar. Namun pihak Bank Indonesia optimis jumlah tersebut akan terus bertambah dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan transaksi nontunai.

"Ke depan kami harapkan akan semakin banyak pasar tradisional dan kegiatan ekonomi lainnya yang bisa ikut memanfaatkan layanan cashless ini. Digitalisasi bisa mempercepat ekonomi di Indonesia," harapnya.

Untuk BI Tegal sendiri menaungi tujuh kabupaten dan kota di wilayah eks-karesidenan Pekalongan. Jumlah seluruh merchant Qris di ketujuh daerah itu mencapai 325,5 ribu pengguna. 

Taufik Amrozi juga mengungkapkan, meskipun penggunaan pembayaran non tunai menggunakan Qris meningkat, ternyata tidak mengurangi kebutuhan transaksi tunai.

Bahkan pihaknya mencatat, untuk kebutuhan uang tunai ada kenaikan jelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2023 ini. Sebelumnya kebutuhan uang tunai mencapai Rp 4,73 triliun. Sementara tahun ini diperkirakan mencapai Rp 5,4 triliun.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sudah ada 11 perbankan yang bergabung dengan BI untuk mendistribusikan uang tunai jelas Idul Fitri mendatang.

"Sebelumnya hanya delapan perbankan saja, namun saat ini sudah 11 bank. Dan kami berharap jumlah tersebut bisa bert

Saat ini ada 11 perbankan yang telah bergabung dengan BI Tegal untuk pendistribusian uang tunai jelang Lebaran Idul Fitri. Sementara sebelumnya hanya delapan perbankan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: