Perhutani dan Warga Pulihkan Lahan Hutan di Igir Gede

Perhutani dan Warga Pulihkan Lahan Hutan di Igir Gede

PENANAMAN BERSAMA - Perhutani bersama masyarakat sekitar hutan melakukan penanaman bersama di lahan seluas 4 hektar di petak 41k di Igir Gede, Desa Simego, Kecamatan Petungkriyono.-Hadi Waluyo-

*4 Hektar Lahan di Petak 41k Ditanami Kopi dan Kina

PETUNGKRIYONO - Perhutani dan warga pulihkan lahan hutan di Igir Gede di Desa Simego, Kecamatan PETUNGKRIYONO, Kabupaten Pekalongan. Kegiatan penanaman bersama Perhutani dan masyarakat desa hutan dilakukan di lahan seluas 4 hektar di petak 41k di kawasan pegunungan tersebut.

 

BKPH Doro, Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur, bersama warga Desa Simego, Kecamatan Petungkriyono, berupaya pulihkan lahan hutan di Igir Gede tersebut dengan penghijauan tanaman keras. Pasalnya, selama ini lahan hutan yang dikelola Perum Perhutani ini dialihfungsikan warga dengan ditanami sayuran.

 

Alih fungsi lahan hutan menjadi tanaman sayuran mengancam konservasi di wilayah atas tersebut. Potensi longsor bertambah besar. Jangka panjang, konservasi air dan tanah di dataran tinggi tersebut ikut terancam. Oleh karenanya Perhutani dan warga desa hutan berupaya pulihkan lahan hutan di Igir Gede tersebut agar kembali menghijau dengan tanaman keras.

 

Dengan pendekatan yang dilakukan jajaran BKPH Doro dan Perum Perhutani KPH Pekalongan Timur, kesadaran warga Desa Simego, terutama di Dukuh Igir Gede untuk mengembalikan status hutan di lahan seluas 4 hektar di petak 41k ini muncul.

 

Perhutani dan warga Igir Gede sepakat untuk menanami lahan seluas 4 hektar tersebut dengan tanaman keras. Dua tanaman keras dipilih untuk ditanam di atas lahan tersebut. Yakni kopi arabica dan kina. Untuk tahap awal, sistem tumpangsari masih diterapkan. Warga di sekitar hutan masih bisa menanaminya dengan tanaman sayuran di lahan tersebut.

 

"Lahan seluas 4 hektar di petak 41k kita tanami dengan tanaman keras jenis kopi arabica dan kina. Ada 5 ribu bibit tanaman yang kita tanam bersama warga di lahan tersebut," terang Asper/KBKPH Doro, Wagiyono, kemarin.

 

Alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian di daerah selatan Petungkriyono sempat menjadi sorotan Camat Petungkriyono Hadi Surono. Ia menyebutkan, jalur selatan atau wilayah atas Petungkriyono saat musim hujan mulai rawan longsor. Padahal biasanya longsor kerap terjadi hanya di wilayah bawah Petungkriyono, terutama di jalur Kroyakan hingga Yosorejo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: