Keren, Di Dukuh Ini Sampah Bisa Jadi Alat Untuk Bayar PBB Loh
Warga Dukuh Suluh saat menimbang sampah untuk membayar PBB.-istimewa-
BATANG - Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ternyata bisa dilakukan dengan sampah. Ya, cara ini ternyata bisa berlaku dalam program Gebyar Bayae PBB Lunas Satu Hari dengan Sampah Rongsok. Program yang diinisiasi RT 4/RW 5, Dukuh Sulur, Desa Karangasem Utara Batang ini pun langsung banjir peminta.
Ratusan warga pun Antusias untuk membayar PBB dengan membawa aneka sampah rumah tangga di sekitar mereka.
Tiap warga membawa sampah dari rumah, lalu menjual ke tukang rosok yang dipanggil pihak RT.
Setelah ditimbang dan dibayar sesuai nilai, warga pun menggunakan uang tersebut untuk membayar PBB. Di sana pun telah didatangkan langsung petugas Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Kabupaten Batang.
Salah satu warga, Waryudi (48) pun antusias mengikuti kegiatan ini. Dari rumah ia membawa 8 kilogram sampah plastik. Sampahnya pun berhasil dihargai Rp17 Ribu.
"Tagihan PBB saya memang tidak besar, hanya sekitar Rp 20 ribu. Namun, membayar pakai sampah cukup meringankan beban saya Kalau enggak ada program ini ya mending berat ya. Kalau ini kan enggak terasa," tuturnya.
Ketua RT 4/RW 5, Andi Alzy Triantoro menyebut program ini bertujuan menyukseskan program pelunasan PBB Pemkab Batang. Selain itu juga mengajak masyarakat untuk bisa lebih sadar dalam mengelola sampah rumah tangga.
Andi menjelaskan secara teknis, warga hanya perlu membawa sampah yang sudah tidak dipakai dari rumah. Seperti aneka rongsok dari buku, kardus, besi, plastik, karet, lanci dan lain sebagainya. Kemudian akan ditimbang dan dihargai. Dan setelah itu bisa dibayarkan untuk membayar PBB.
"Inspirasinya dari melihat banyak barang yang tidak terpakai. Daripada dibuang, mending dimanfaatkan," imbuhnya.
Di RT yang pimpin, ada sekitar 600 jiwa, dimana ada 138 keluarga yang membayar pajak. Untuk nilai PBBnya sendiri bervariasi mulai dari Rp20 Ribu ke atas.
Cara ini pun turut mendapatkan apresiasi dari Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki. Ide ini menurutnya inovatif untuk membayar PBB sekaligus untuk mengurangi sampah.
"Saya berterima kasih atas kreasi dan inovasi, khususnya atas kesadaran sendiri membayar pajak dengan berbagai cara," jelasnya.
Lani ingin agar inovasi ini bisa diterapkan oleh pengurus RT lain atau daerah lain. Sehingga bisa mendukung program pelunasan PBB. Apalagi PBB punya peran dalam pembiayaan pelaksanaan pembangunan di Pemkab Batang.
Tahun ini penerimaan PBB Pemkab Batang ditargetkan dapat mencapai Rp 42 miliar. Dimana untuk deadline pembayaran PPB akan berakhir pada 30 September mendatang. (Nov)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: