2 Cara Deteksi Dini Gangguan Jiwa yang Dapat Kamu Terapkan! Awas Jangan Self Diagnose!
deteksi dini gangguan jiwa-Freepik-https://www.freepik.com/free-vector/flat-design-different-mental-disorders-pack_9908247.htm#query=Deteksi%20dini%20gangguang%20jiwa&position=24&from_view=search&track=ais
Setelah itu, maka psikiater akan menanyakan perihal maksud utama dari seseorang tersebut menjalani pemeriksaan medis mengenai kejiwaan.
Biasanya psikiater akan memberikan pertanyaan pancingan terkait dengan keluhan yang dirasakan. Setelah itum tahapan wawancara tersebut akan dilanjutkan dengan pemeriksaan yang paling utama yakni untuk dapat menentukan diagnosis gangguan jiwa yang sedang diidap atau dialami.
Selain itu, psikiater juga meminta supaya pasien atau keluarga dapat menceritakan gejala serta Riwayat pada gangguan mental yang diidap se detail mungkin. Tak hanya hal tersebut, psikiater juga perlu menilai apakah ada gejala fisik yang sedang dirasakan oleh pasien.
2. Observasi status mental
Tak hanya dengan tahapan wawancara, deteksi pada gangguan jiwa juga dapat dilakukan dengan mengamati kondisi suatu pasien ketika melakukan wawancara. Adapun beberapa hal yang dapat diamati adalah:
1. Penampilan seperti pakaian yang sedang dipakai, apakah pakaian tersebut sesuai dengan situasi, usia, serta jenis kelamin pasien. Tak hanya itu, bisa juga melalui gerakan tubuh, apakah gerakan tubuh tersebut terlihat cemas atau mungkin tak fokus ketika sedang diajak berbicara
2. Sikap pasien kepada psikiater, Adapun observasi juga dapat dilihat dari ekspresi serta bagaimana respon dalam menjawab pertanyaan
3. Mood dan afeksi pasien
4. Pola bicara, hal ini meliputi volume suara serta intonasi selama wawancara berlangsung, kualitas dan juga pada kuantitas pembicaraan, kecepatan dalam berbicara, serta bagaimana pasien dalam merespon pertanyaan ketika sedang diwawancarai
5. Hal-hal yang diperiksa melalui proses berpikir seorang pasien yakni hubungan antara pembicaraan, apakah seorang pasien tersebut sering untuk mengganti topik pembicaraan atau apakah pasien tersebut hanya berbicara dengan kata-kata yang tidak lazim dan tidak dapat dimengerti.
6. Konten atau isi pada pikiran pasien. Pemeriksaan konten pikiran seorang pasien juga dapat dilihat dari suatu orientasi pasien, kesadaran, kemampuan dalam menulis, membaca, dan juga pada mengingat sesuatu. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: