Kasus Kematian Rika Masih Misterius, Polres Pemalang Enggan Bicara

Kasus Kematian Rika Masih Misterius, Polres Pemalang Enggan Bicara

Kasus kematian Rika Indriyeni (20), warga Desa Bulakpelem, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, yang mayatnya ditemukan di area tambak Pantai Blendung, Pemalang, masih misterius.-Tangkapan layar medsos-

"Polisine telpon terus suruh ke Rumah Sakit Pemalang akhirnya kami ke sana habis Mahgrib. Dari ciri-ciri bajunya, celananya, kukunya, kakinya, saya tahu karena dia adik saya. Dari wajahnya saya sudah ndak ngenali tapi saya kenal kakinya, tangannya, jari-jarinya itu saya tahu itu adik saya tapi saya tidak mau mengakui malam itu. Giliran ke polres, barang-barangnya itu semua milik adik saya, baru saya percaya benar adik saya," katanya. 

Pihak keluarga korban berharap polisi bisa segera ungkap pembunuh adiknya tersebut. Pihak keluarga ingin keadilan ditegakkan. Pelaku dihukum berat lantaran telah berbuat keji terhadap adiknya tersebut.

"Kami ingin minta keadilan seadil-adilnya. Adik saya kan ndak salah apa-apa. Ndak nakal, ndak punya salah. Maksudnya adik saya itu ndak punya dendam apapun, adik saya ndak nakal, hanya pingin kerja yang benar tapi malah kok kayak gini. Masalahnya apa dengan adikku ini hingga adik saya di koyo iki," ujarnya. 

Ia sendiri mengakui tidak tahu dengan siapa adiknya pergi malam itu, apakah adiknya punya kenalan baru, atau ada orang yang sering makan di situ.

"Ndak ngerti. Bocahe tertutup ndak pernah cerita masalah pribadinya. Ndak pernah cerita jalan sama ini atau suka sama ini," ungkap dia. 

Korban merupakan adiknya yang nomor lima dari enam bersaudara. Rusmiati sendiri merupakan kakak nomor tiga. Menurutnya, korban orangnya humoris, suka guyon.

"Sama keluarga sayang, suka bercanda dengan keponakannya. Ndak pendiam, bocahe cerewet," katanya.

Kades Bulakpelem, Kristiawan, mengatakan, korban meninggalkan rumah sejak Minggu malam, sekitar pukul 21.30 WIB. Korban informasinya janjian ketemuan dengan temannya di Grosir Comal. Namun, setelah itu tidak diketahui keberadanya.

"Korban itu bekerja di rumah makan Padang yang serba 12 ribu di Sragi dekat jembatan tentrem," terang dia. 

Dikatakan, korban itu sudah tidak bersekolah. Makanya, ia tak tahu sumber baju pramuka yang dipakai korban itu dari mana. Apakah dipakaikan oleh pelaku atau darimana ia tidak mengetahuinya.

"Korban itu sudah tidak sekolah dan sudah dicek nomor gudepnya di Pemalang tidak ada. Lha sumber baju pramuka itu dari mana kita tidak tahu," kata dia. 

Menurutnya, korban meninggal dunia karena kekerasan. Apakah korban mengalami kekerasan seksual atau tidak, ia tidak mengetahuinya.

"Lukanya yang saya lihat itu berada di bagian wajah, pergelangan kaki, sama bagian punggung sini. Karena itu kan bekas dikasih tali dan batu (saat ditenggelamkan di sungai, red)," katanya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: