5 Kunci Membangun Hubungan Sehat dan Romantis, Terhindar dari Toxic Relationship
Ilustrasi membangun hubungan sehat dan romantis-freepik.com-freepik.com
Kepercayaan ini adalah dasar dari keberhasilan hubungan. Apabila kepercayaan sudah timbul, maka akan terhindar dari kecurigaan-kecurigaan yang apabila diteruskan bisa menuju pada perpisahan.
BACA JUGA:Sering Ngga Enakan? Mengenal Istilah People Pleaser: Penyebab dan 7 Langkah Tepat Penanganannya
2. Komunikasi yang terbuka
Menjalin komunikasi yang terbuka ini penting dalam membangun hubungan sehat dan romantisc. Komunikasi yang terbuka merupakan komunikasi yang jelas dan langsung.
Dalam sebuah hubungan, akan lebih baik apabila selalu mengkomunikasikan apa saja yang dirasakan, perbuatan apa saja yang tidak kamu sukai dari pasangan yang bisa membuat kamu kesal, dll.
Apabila kami tipe orang yang lebih suka diam apabila ada masalah, sebaiknya jangan lama-lama untuk mendiamkan masalahmu terhadap pasangan.
Jangan biarkan dia menebak-nebak sendiri apa yang sedang terjadi sebenarnya, tanpa kamu memberitahunya, untuk menghindari kesalahpahaman.
3. Saling menghargai
Memiliki hubungan yang sehat adalah saat satu sama lain dapat saling menghargai. Mulai dari menghargai waktu yang dimiliki, meghargai privasinya, menghargai kesibukannya, menghargai setiap keputusannya dan lain-lain.
Ketika kamu menghargai pasangmu, maka kamu juga siap untuk menerima pasanganmu apa adanya, baik itu kelebihan maupun kekurangannya.
Menerima segala konsekuensi, bahwa kamu tidak akan merubah dia menjadi seperti orang lain dan selalu mendukung serta mengapresiasi apapun yang dia lakukan selama itu adalah hal yang baik.
4. Timbal balik
Hubungan yang romantis akan makin hidup apabila terjadi "take and give". Artinya adalah bahwa dalam sutu hubungan kamu tidak hanya menerima sesuatu dari dia, namun kamu juga harus bisa untuk memberi. Sesuatu ini bisa saja berupa rasa kasih sayang, perhatian, waktu, pendapat, maupun materi.
Nah timbal balik dalam suatu hubungan diusahakan untuk seimbang. Hal ini agar tidak menimbulkan adanya salah satu pihak yang terus-menerus berperan sebagai pemberi dan yang lainnya hanya sebagai penerima.
Sebab jika itu terjadi di suatu hubungan, maka bisa saja menimbulkan rasa tertekan, tidak dihargai dan merasa sia-sia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: