Jumlah DBD Melonjak 100%, Tersebar di Sejumlah Kecamatan

Jumlah DBD Melonjak 100%, Tersebar di Sejumlah Kecamatan

KAJEN - Memasuki musim penghujan di Bulan Januari-Februari, warga Kabupaten Pekalongan diminta untuk waspada wabah Demam Berdarah Dengue (DBD). Terlebih terjadinya siklus lima tahunan seperti saat ini, membuat jumlah kasus DBD secara nasional mengalami peningkatan.

Di Kota Santri saja, jumlah kasus DBD yang tercatat di rumah sakit dan puskesmas per Januari 2019 mencapai 30 pasien. Data tersebut jauh lebih banyak dibanding per Januari 2018 lalu yang hanya 14 kasus.

Hal itu diungkapkan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pekalongan, Budi Darmoyo, kemarin. Menurutnya, peningkatan kasus ini terjadi secara nasional.

"Musim penghujan ini biasanya fokus kita di luar lingkungan rumah. Karena banyak tempat-tempat yang kita tidak tahu ternyata bisa jadi tempat perlindungan nyamuk Aedes aegypti yang merupakan jenis nyamuk pembawa virus dengue yang dapat menyebabkan penyakit demam berdarah," ungkap Budi.

Disebutkan, tahun ini jumlah kasus DBD mencapai 30 pasien. Tersebar di Kecamatan Kesesi 3 kasus, Bojong 3 kasus, Sragi 3 kasus, Kajen 6 kasus, Karanganyar 7 kasus, Kandang Serang 1 kasus, Kedungwuni 4 kasus, Wonopringgo 2 kasus, dan Buaran 1 kasus.

Meski demikian, lanjut dia, tidak ada kasus yang sampai meninggal dunia. Mengingat pihak Dinkes telah mengantisipasi lonjakan jumlah kasus DBD melalui fasilitas kesehatan yang ada di Kota Santri.

"Kita sudah sampaikan ke puskesmas-puskesmas untuk siaga DBD. Alhamdulillah, masyarakat pun sudah mulai teredukasi bagaimana gejala-gejala DBD, sehingga penanganan terhadap pasien tidak terlambat," jelas Budi Darmoyo.

Sementara, Yudi Syuhada, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), menambahkan, pihak Dinkes juga sudah melaksanakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan menggerakkan Pokjarnal DBD yang melibatkan masing-masing lini penggerak masyarakat. "Sudah ada Jumantik (Juru Mantau Jentik) di semua puskesmas dan kader. Nanti rencananya di setiap perumahan ada," tambah Yudi.

Pihaknya berharap, masyarakat bisa menjaga pola hidup bersih dan sehat, serta mampu menjaga lingkungan. Sehingga air yang menggenang bisa dilakukan PSN. "Minimal seminggu sekali dengan cara 3M. Yakni,
Kami berharapan Masy bisa menjaga pola hidup bersih dan sehat. Jaga lingkungan agar air2 yg menggenang bisa dilakukan PSN. MINIMAL seminggu sekali dg cara 3 M. Yakni, menguras, menutup dan mengubur," tandasnya. (yan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: