Kasus Kusta Capai 84 Penderita

Kasus Kusta Capai 84 Penderita

*Pencarian Kasus Terus Ditingkatkan

Kepala Dinkes Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto.

KOTA - Jumlah kasus penderita kusta di Kota Pekalongan selama tahun 2019 lalu tercatat mencapai 84 penderita. Jumlah penderita tersebut merupakan kasus temuan baru maupun kasus penderita lama. Jumlah 84 penderita, juga tercatat sebagai jumlah kasus tertinggi di Jawa Tengah.

Kepala Dinkes Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto menjelaskan, pihaknya memang terus aktif melakukan pencarian dengan menerjunkan petugas di lapangan. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengungkap sebanyak-banyaknya penderita kusta yang ada sehingga dapat dilakukan tindakan pengobatan.

"Penemuan kasus memang kami upayakan terus menerus. Jadi kami tidak pasif menunggu di sarpras kesehatan saja tapi justru menurunkan petugas langsung ke masyarakat dimana terdapat indikasi penyakit kusta. Sehingga dari tahun ke tahun angkanya memang meningkat," jelas Slamet Budiyanto.

Dengan semakin banyak ditemukannya penderita kusta, maka target eliminasi kusta bisa berjalan dengan baik. Justru jika tidak ditemukan, maka bisa semakin berkembang karena kusta merupakan salah satu penyakit menular. "Jangan sampai ada penderita kusta tapi tidak terdeteksi yang justru bisa menular ke orang lain," tambahnya.

Pihaknya tidak ingin angka kasus penderita kusta justru seperti fenomena gunung es. Ketika Dinkes merasa tenang dengan jumlah kasus yang sedikit, tapi ternyata banyak yang tidak ditemukan. "Yang seperti itu justru tidak kami harapkan. Karena untuk penyembuhan dan mengeliminasi jumlahnya, maka harus ditemukan sebanyak-banyaknya," terang Slamet Budiyanto.

Dia melanjutkan, timbulnya penyakit kusta diakibatkan faktor lingkungan yang kurang sehat. Untuk pengobatan yang efektif, diperlukan pengobatan rutin selama satu tahun. "Kalau pengobatan rutin itu harus diberikan setiap bulan dan berjalan selama satu tahun. Dengan begitu maka penyakit kusta bisa sembuh dan bisa kita stop, tidak menimbulkan efek lanjutan atau menular," katanya.

Pencegahan penyakit kusta, lanjut pria yang menyandang gelar doktor tersebut, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah atau Dinas Kesehatan saja melainkan juga harus dengan partisipasi aktif dari masyarakat. Karena faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit kusta berkaitan erat dengan kesehatan dan kebersihan lingkungan.

"Jadi peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan. Kami dari pemerintah justru hanya bisa memberikan sosialisasi dan edukasi bagaimana menjaga kesehatan lingkungan. Namun yang paling penting, apa yang menjadi upaya-upaya tersebut harus diterapkan oleh masyarakat di lingkungan maisng-masing," tandasnya.(nul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: