Mendalami Kisah Nabi Musa dan Firaun yang Tertulis dalam Al-Quran: Membujuk Raja yang Zalim dan Sombong
Kisah Nabi Musa dan Firaun yang Tertulis Dalam Al-Quran -lifeforstock / Freepik-
Suatu hari di masa menuju kedewasaan, Musa bertemu dengan seorang Qubti (orang Bangsa Mesir) yang berkelahi dengan rakyat jelata dari Bani Israil. Karena ketimpangan yang terjadi, Musa pun membela orang Israil yang lemah.
Namun ketika itu si orang Qubti tidak ingin damai, dan Musa memukul kepalanya, yang mana setelahnya orang itu meninggal.
Saksi yang melihat kejadian itu lantas melaporkannya pada Firaun. Mengetahui anak angkatnya membela orang Israil, Firaun memerintahkan orang-orangnya untuk menangkap Musa.
Kala itu Nabi Musa kabur, tanpa tujuan. Dan ketika ia sampai di kota Madyan, beliau bertemu dengan Nabi Syuaib.
Di sana ia mengungsi dan menikah dengan salah satu anak perempuan Nabi Syuaib, yang membuatnya tinggal di sana selama 10 tahun.
Setelah itu Allah SWT memerintahkannya untuk kembali ke Mesir dan berdakwah kepada Firaun.
Ia pergi dibekali dengan sebuah tongkat. Di perjalanan ia bertemu dengan saudara seibunya, Nabi Harun, yang mana akan menghadap Firaun juga.
Ketika mengajak Firaun beserta pengikutnya untuk menyembah Allah dan meninggalkan penindasan yang mereka lakukan kepada Bani Isral, Firaun mengindahkan ajakan tersebut.
Firaun menolak ajaran baru yang Nabi Musa bawa. Ia cukup percaya diri untuk menyebu dirinya sendiri sebagai Tuhan, penguasa tanah Mesir.
Nabi Musa meminta kepada Allah SWT untuk menghukum Firaun yang sombong atas kekayaannya.
Maka Allah SWT memberikan tanah Mesir kemarau panjang yang mengeringkan ladang-ladang Mesir.
Wabah kutu, kodok, dan belalang juga memperparah keadaan Mesir. Namun setelah semua itu Firaun tetap ingkar dan kufur.
Bahkan saat ditunjukkan kebesaran Allah SWT di depan matanya, Firaun tetap menolak dan bertambah marah saat banyak dari ahli sihir beserta pengikutnya mulai beralih untuk mengikuti Nabi Musa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: