Stres Karena Gagal Nyaleg? Tenang, Dinkes dan RS di Batang Siap Layani Kesehatan Jiwa Masyarakat
Puluhan Bacaleg saat mengikuti tes psikologi di RSUD Batang. -IST-
BATANG, RADAR PEKALONGAN - Stres bisa terjadi pada siapa saja, termasuk calon legislatif (caleg). Dimana potensi kekalahan dalam Pemilu bisa menyebabkan tekanan pikiran.
Terlebih dari Data KPU Kabupaten Batang, akan ada 468 caleg yang akan memperebutkan 45 kursi Anggota DPRD Kabupaten Batang pada Pemilu 2024.
Mengantisipasi adanya potensi stres pasca pemilu, Dinkes Batang dan Rumah Sakit di Batang pun menyebut telah menyiapkan layanan kesehatan jiwa. Meski tidak secara khusus disiapkan untuk caleg yang stres, namun telah ada pelayanan poli jiwa di Kabupaten Batang.
"Untuk di Kabupaten Batang sendiri belun ada rumah sakit khusus yang menangani kesehatan jiwa, kami hanya bisa merujuk ke RS Junaid di Kota Pekalongan dan RS lainnya," tutur Plt Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Ery Saraswanto.
Dikatakannya, terkait hal ini Dinkes Batang telah berkoordinasi dengan 21 Puskesmas. Diman mereka siap untuk memberikan pelayanan kesehatan jiwa.
"Kemarin kami sudah berkoordinasi dengan Puskesmas terkait hal tersebut, jadi puskesmas Insya Allah sudah siap," tegasnya.
Hal senada turut diutarakan Direktur RSUD Limpung, dr Any Rusydiani. Ia membenarkan saat ini sudah ada poli jiwa di RSUD Limpung. Namun pelayanan yang diberikan masih sebatas rawat jalan, belum memfasilitasi pasien rawat inap.
"Kalau poli jiwa kami ada, tapi untuk rawat inapnya kita belum ada, kita rujuk kalau memang ada indikasi," ujarnya.
Humas RS QIM Batang, Setyorini mengatakan terkait persiapan antisipasi caleg gagal menang pihaknya masih menunggu situasi nanti pada 2024. Namun pihaknya mengaku siap, jika memang dibutuhkan ruangan khusus .
"Kami sudah ada pelayanan dokter spesialis kejiwaan. Namun untuk persiapan caleg kami masih menunggu situasi nanti tahun 2024. Apabila memang sangat diperlukan tentunya kami juga akan menyiapkan hal tersebut karena memang ruang perawatan tersebut harus terpisah dengan pasien lainnya," pungkasnya. (nov)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: