Inilah 5 Persiapan Mendapatkan Lailatul Qadar Menurut Gus Baha

Inilah 5 Persiapan Mendapatkan Lailatul Qadar  Menurut Gus Baha

Inilah 5 Persiapan Mendapatkan Lailatul Qadar Menurut Gus Baha -Tangkap layar -Santri Ndalan

RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Bahaudin Nursalim atau yang lebih dikenal dengan nama Gus Baha memberikan 5 persiapan mendapatkan lailatul Qodar pada bulan Ramadan nanti.

Berikut 5 persiapan yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan Lailatul Qadar pada bulan Ramadan 

1. Melakukan persiapan sejak awal Ramadan. 

Menurutnya walaupun ada pendapat kalau malam Lailatul Qadar datang di 10 terakhir bulan Ramadan, akan tetapi persiapan untuk mendapatkannya bisa dilakukan sejak awal Ramadan datang

BACA JUGA:Gus Baha Bocorkan Zikir Pelunas Utang, Rezeki Sempit dan Sulit Mendapatkan Keturunan, Ayo Amalkan!

BACA JUGA:Awas! Inilah Perbuatan Suami pada Istri yang Bisa Mendatangkan Murka Allah, Simak Penjelasan Gus Baha

 "Untuk seseorang yang meyakini malam Lailatul Qadar datang di atas tanggal 20 Ramadan, tetap jangan menyepelekan persiapan sejak 1 Ramadan bahkan mulai bulan Rajab," tutur Gus Baha dalam video bersama Profesor Quraish Shihab di kanal Youtube Najwa Shihab.

2. Selama persiapan kita mendapatkan malam Lailatul Qadar kita disarankan untuk menjaga perkataan dengan tidak menggunjing orang lain,” kata tokoh kiai asal Rembang, Jawa Tengah itu.

"Rasulullah SAW sering mencontohkan agar jangan membicarakan orang lain, jangan melakukan perbuatan dosa saat Ramadan,” sambungnya.

"Akan sia-sia pahala itu sebab diambil orang yang kita bicarakan,” terang Gus Baha. 

BACA JUGA:Jika Salat Tidak Khusyuk Apakah Tetap Diterima Allah? Begini Penjelasan Gus Baha

BACA JUGA:Gus Baha Ijazahkan Amalan yang Bisa Menyelamatkan dari Siksa Kubur dan Menjadi Syafaat di Akhirat

3. Menjauhi makanan ataupun mengenakan barang yang haram. Memakan harta haram sama dengan berupaya menghancurkan diri sendiri, mengganggu ibadah, mempermainkan doa, serta menghancurkan keluarga dan keturunannya.

“Apa artinya Ramadan bila memakan riba ataupun hal haram, setelah itu membicarakan orang lain,” ucap Penjaga Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA, Jawa Tengah itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: