Inilah 3 Tradisi Syawalan di Kabupaten Pekalongan, Unik dan Merakyat

Inilah 3 Tradisi Syawalan di Kabupaten Pekalongan, Unik dan Merakyat

Kabupaten Pekalongan miliki tradisi syawalan yang unik dan merakyat, seperti gunungan sego megono, gethuk lindri terpanjang, dan gunungan gebral.-Hadi Waluyo-

KAJEN,RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Di Kabupaten Pekalongan, ada tiga tradisi Syawalan yang unik dan merakyat. Yakni gunungan sego megono, gebyar gethuk lindri terpanjang dan gunungan gebral.

Tradisi syawalan yang mengangkat kuliner lokal Kabupaten Pekalongan ini sangat uni, merakyat dan meriah. Maka sangat sayang sekali jika melewatkannya kala mudik di Pekalongan. Tradisi ini biasanya dilaksanakan tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri.

Tradisi syawalan memang berbeda di setiap daerah. Di Kota Pekalongan, ada tradisi syawalan berupa lopis raksasa. Sedangkan di Kabupaten Pekalongan, puncak tradisi syawalan disemarakkan dengan kirab gunungan sego megono yang biasanya dipusatkan di obyek wisata Linggoasri.

Dari data Radarpekalongan.disway.id, sedikitnya ada tiga tradisi syawalan yang unik dan merakyat di Kota Santri atau di Kabupaten Pekalongan. Ketiga tradisi ini ialah gunungan nasi megono, Gebyar Syawalan Gethuk Lindri di Gang 9 Desa Ambokembang, Kecamatan Kedungwuni, dan gunungan jajanan gebral di Kelurahan Pekajangan Gang 20 dan 18 Kecamatan Kedungwuni.

Baca juga:Sambut Libur Lebaran, Wisata Laut Pasir Kencana Kota Pekalongan Bakal Gelar Pekan Syawalan

Berikut ini tiga tradisi Syawalan yang unik dan merakyat di Kabupaten Pekalongan:

1. Gebyar Syawalan Gethuk Lindri di Ambokembang

Perayaan Gebyar Syawalan Gethuk Lindri diselenggarakan oleh masyarakat Desa Ambokembang, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan sejak tahun 2012.  

Tradisi Gebyar Syawalan Gethuk Lindri pada tahun 2018 masuk dalam catatan Muri sebagai pembuatan gethuk lindri terpanjang. Gethuk tersebut dibuat dengan panjang 350 meter. 

Bahan baku utama untuk membuat gethuk lindri berupa singkong 1,5 ton dan kelapa 350 butir. Semua bahan digiling secara detail hingga jajanan lokal gethuk ini jadi dan mulus. Proses pembuatannya membutuhkan waktu dua hari.

Proses penggilingannya membutuhkan waktu satu malam. Proses penggilingan gethuk ini melibatkan warga satu RT atau sekitar 100 orang. 

Salah satu tujuan digelarnya gebyar gethuk lindri ini sebagai salah satu cara untuk mengangkat makanan tradisional khas Jawa, yakni gethuk. 

Baca lagi:Gethuk Lindri 350 M Ramaikan Syawalan di Kota Santri

2. Gunungan Gebral di Pekajangan Gang 20

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: