Harga Sayuran Terjun Bebas di Tingkat Petani di Petungkriyono, Didongkrak dengan Pawai Mobil Hias

Harga Sayuran Terjun Bebas di Tingkat Petani di Petungkriyono, Didongkrak dengan Pawai Mobil Hias

Kecamatan Petungkriyono terus berupaya menstabilkan harga sayuran di tingkat petani yang saat ini terjun bebas. Salah satunya dengan mengenalkannya melalui pawai mobil hias dengan mengusung Gerobak Sayur Petungkriyono. -Hadi Waluyo-

KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Harga sayuran terjun bebas di tingkat petani, Kecamatan Petungkriyono angkut 1 ton sayuran untuk pawai mobil hias untuk memeriahkan Hari Jadi ke-402 Kabupaten Pekalongan.

Pada musim panen sayuran saat ini, harga sayuran di tingkat petani di Kabupaten Pekalongan terjun bebas. Akibatnya, banyak petani membiarkan tanaman sayurannya tumbuh liar di kebun tanpa dipanen, sebab biaya panen tak menutupi biaya produksi saking rendahnya harga komoditas sayuran tersebut.

Oleh karena itu, Pemerintah Kecamatan Petungkriyono berupaya keras untuk menstabilkan harga sayuran. Sebab, sayuran merupakan salah satu produk hasil bumi andalan di kecamatan ini.

Salah satu upayanya, Pemerintah Kecamatan Petungkriyono mengusung tema Gerobak Sayur Petungkriyono dalam ajang Pawai Mobil Hias dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Pekalongan ke-402, Sabtu, 24 Agustus 2024.

Hampir satu ton sayuran terbaik dari Petungkriyono seperti wortel, kubis, labu dan lainnya diangkut dalam angkutan doplak dan diikutkan dalam pawai tersebut. Sayuran ini dibagikan kepada masyarakat yang menyaksikan karnaval tersebut.

Baca juga:Pawai Mobil Hias Sambut Hari Jadi Kabupaten Pekalongan ke-402, Bupati Fadia: Ini Wujud Semangat Kita

Camat Petungkriyono Hadi Surono, mengakui harga sayuran di tingkat petani saat ini terjun bebas. Ia menyebutkan, harga kubis di tingkat petani hanya Rp 750 perkilo, padahal di pasar harganya masih Rp 5 ribu perkilo. Harga slobor di tingkat petani Rp 450 perkilo, padahal di pasar harganya Rp 5 ribu sampai Rp 6 ribu.

"Harga wortel di sini Rp 750, di pasar harganya masih Rp 7 ribu hingga Rp 8 ribu," kata dia.

Menurutnya, anjloknya harga sayuran diduga akibat ulah tengkulak. Sebagian besar tengkulak ini berasal dari luar daerah. Dikatakan, harga sayuran anjlok sudah sering terjadi saat musim panen.

"Kami dari Kecamatan Petungkriyono berusaha berpikir keras untuk menstabilkan harga sayuran, agar petani tak terus merugi," ujar dia.

Untuk itu, Kecamatan Petungkriyono manfaatkan momentum pawai mobil hias dengan mengusung tema gerobak sayur Petungkriyono. Pihak kecamatan membeli sekitar 1 ton sayur mayur dari petani di Petungkriyono. 

"Kami ingin mengenalkan kepada masyarakat jika Petungkriyono itu penghasil sayur mayur yang berkualitas," ujar dia.

Disebutkan, hampir sembilan desa di Kecamatan Petungkriyono semuanya sentra sayuran. Di Petungkriyono, petani membudidayakan sayuran kentang, wortel, kubis, labu madu, cabe, tomat, selong, kopi, gula aren, slobor dan sledri. 

"Silahkan bagi masyarakat yang ingin membeli sayuran bisa langsung ke pedagang atau petani di Petungkriyono. Sayuran dari sini dijamin kualitasnya bagus-bagus," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: