Angka Kematian Ibu Melahirkan Tahun 2024 di Kabupaten Pekalongan Turun Signifikan Dibanding Tahun 2023
--
RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2024 turun signifikan dibanding dengan tahun 2023.
Pada tahun 2023 AKI di Kabupaten Pekalongan mencapai 34 kasus dan menempati peringkat ke dua se Jawa Tengah. Namun pada tahun 2024 sampai bulan September AKI di Kabupaten Pekalongan tercatat 11 kasus.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwi Antoro melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Infokes dr. Ryan Ardanaputra diruang kerjanya.
Dijelaskan dr. Ryan Dinas Kesehatan berupaya semaksimal mungkin untuk menekan AKI serendah-rendahnya dengan berbagai program yang dijalankan sampai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
“AKI ini merupakan salah satu indikator kemajuan suatu daerah, jadi kita berupaya untuk menekan AKI serendah mungkin. Kami juga mengapresiasi kepada seluruh tenaga kesehatan baik Bidan Desa, Bidan Puskesmas, Dokter Umum, Dokter spesialis Kandungan di wilayah Kabupaten Pekalongan yang ikut bersama menurunkan aki,” katanya.
Salah satu kegiatan yang dilakukan Dinkes, lanjutnya, yakni semua ibu hamil harus dilakukan screening dimulai dari FKTP tingkat 1. Dimana disetiap Puskemas di Kabupaten Pekalongan saat ini sudah ada USG atau ultrasonografi yang digunakan untuk memantau kondisi janin dari awal kehamilan.
“Pemeriksaan ini sudah bisa masuk klaim BPJS,” tambahnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan monitoring, evaluasi dan pembinaan kepada seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang melaksanakan persalinan, baik yang ada kejadian ibu melahirkan meninggal ataupun tidak. Jika ada kejadian ibu melahirkan meninggal maka tim dari Dinkes akan melakukan monev baik di Puskesmas maupun Rumah Sakit baik negeri maupun swasta.
“Kita juga punya gerakan “ngemil rengginan’ atau ‘Ngluru Ibu Hamil Resiko Tinggi Nang Pekalongan’ dimana kita akan melakukan screening awal dengan mendatangkan dokter kandungan dan dokter anak langsung ke Puskesmas yang telah kita tentukan terutama kriteria resiko tinggi. Dan setelah itu, ibu melahirkan akan mendapat karu ucapan dari Bupati Pekalongan dengan tiga macam warna, warna merah berarti tidak boleh hamil lagi karena beresiko tinggi, warna kuning boleh hamil tapi dengan pengawasan ketat sedangkan warna hijau berarti kondisinya aman boleh hamil lagi dengan normal seperti biasa,” tambah dr. Ryan.
Selain itu, Pihaknya juga berencana untuk menerapkan di seluruh Rumah Sakit di Kabupaten Pekalongan supaya tidak ada pasien yang hamil atau nifas diluar pengetahuan dokter kandungan. Yakni dengan menanyakan semua pasien rawat inap apakah mereka hamil atau nifas. Setelah itu apapun penyakitnya dokter kandungan harus tahu dia hamil atau tidak.
“Kedepan rencananya Dinkes Kabupaten Pekalongan juga diminta menjadi nara sumber di Tingkat Provinsi karena berhasil menurunkan AKI dalam waktu yang singkat yakni dari 34 pada tahun 2023 menjadi 11 pada tahun 2024. Penurunan tersebut mendapat apresiasi dari Dinkes Jateng,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: