Memerangi Hoaks Termasuk Perwujudan Bela Negara

Memerangi Hoaks Termasuk Perwujudan Bela Negara

*Pekerja Media Diajak Lawan Hoaks

YOGYAKARTA - Ikut serta memerangi hoaks atau berita bohong, merupakan salah satu perwujudan bela negara. Dalam hal ini, media atau pers punya peran penting dalam menangkal hoaks, serta menyajikan berita-berita yang konstruktif.

BELA NEGARA - Menkominfo Rudiantara saat membuka Workshop Pendidikan Peningkatan Kesadaran Bela Negara bagi Pekerja Media Tingkat Nasional di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Yogyakarta, Rabu (27/3). WAHYU HIDAYAT

Demikian terungkap dalam Workshop Pendidikan Peningkatan Kesadaran Bela Negara bagi Pekerja Media Tingkat Nasional di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Yogyakarta, Rabu (27/3).

Kegiatan yang mengambil tema "Membangun Sumber Daya Manusia dengan Disiplin Nasional" ini diikuti ratusan peserta terdiri dari perwakilan pekerja media dari berbagai wilayah di Indonesia, serta kalangan pendidik, dosen, mahasiswa, dan masyarakat.

Workshop ini diselenggarakan oleh TNI Angkatan Udara, bekerja sama dengan Institut Lembang Sembilan (L-9), Serikat Perusahaan Pers (SPS), Fox News Indonesia, dan Fajar Indonesia Network (FIN).

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara yang membuka acara dan menjadi keynote speaker dalam workshop tersebut menjelaskan profesionalisme jurnalis sangat dibutuhkan untuk turut menjaga kesadaran bela negara dan mewujudkan keberagaman yang dewasa ini mulai terusik apalagi menjelang pemilu 2019 ini.

Rudiantara menuturkan Kemkominfo telah melakukan berbagai upaya dalam menangani dan menanggulangi penyebaran hoaks.  "Ada patroli siber Tim AIS yang melakukan verifikasi dan klarifikasi. Selain itu kami juga melakukan pendidikan atau literasi kepada masyarakat dengan Program Miss Lambe Hoaks," ujarnya.

Hasil pantauan Tim AIS, menurut Menkominfo, selama Februari 2019 Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 353 isu hoaks, dengan tiga besar konten berkaitan dengan politik, pemerintahan, dan kesehatan.

"Mungkin karena menuju pesta demokrasi sehingga banyak hoaks terkait politik. Seharusnya demokrasi itu fun. Karena itu Pemilu harus fun. Disinilah peran jurnalis sangat penting untuk bisa menangkal hoaks," kata Menkominfo.

Sementara itu Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang berhalangan hadir, melalui tayangan video secara khusus menyampaikan apresiasi dan selamat atas penyelenggaraan workshop tersebut. "Selamat atas workshop ini, semoga kegiatan ini bisa semakin menumbuhkan rasa kecintaan terhadap negara," ucap JK.

Workshop ini dikemas dalam beberapa sesi diskusi panel dengan menghadirkan sejumlah narasumber.

Ketua Pembina ABN RI Marsda TNI Yadi Indrayadi yang menjadi salah satu narasumber, dalam pemaparannya mengatakan bahwa bela negara itu aksi dan reaksi. Masa sekarang ini bela negara bisa dilakukan dengan melalui tulisan khususnya untuk para pekerja media.

"Teman-teman jurnalis bisa melakukan bela negara dengan membuat berita yang konstruktif, bukan dekstruktif provokatif. Dengan begitu teman-teman media bisa membantu menjaga kesejukan dan kestabilan keamanan negara ini," terangnya.

Yadi menambahkan, serangan terhadap kedaulatan negara itu pada masa sekarang ini tidak hanya melalui serangan fisik, tapi sudah melalui teknologi dan media sosial. "Maka dari itu diperlukan kepedulian teman-teman jurnalis untuk ikut memerangi hoaks, menjalan fungsi pers sebagai kontrol sosial dan fungsi pers yang mendidik generasi bangsa," imbuh dia.

Kadispen TNI AU Marsekal Pertama TNI Novyan Samyoga selaku ketua panitia workshop berharap kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat bagi seluruh peserta. "Selanjutnya dapat menularkan pengetahuan yang diperoleh kepada masyarakat lebih luas," harapnya. (way)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: