Polisi Masih Selidiki Kasus Penyiraman Air Keras terhadap Marbot Musala

Polisi Masih Selidiki Kasus Penyiraman Air Keras terhadap Marbot Musala

Kapolres Pekalongan Kota AKBP Prayudha Widiatmoko menjelaskan tentang penyelidikan kasus penyiraman air keras terhadap seorang marbot musala.-Wahyu Hidayat/Radar Pekalongan-

PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Pihak Polres Pekalongan Kota saat ini masih melakukan penyelidikan kasus penyiraman air keras terhadap seorang marbot musala di Desa Samborejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan. 

Polisi masih terus mencari siapa pelaku dibalik kasus ini. Identitas pelaku belum diketahui.

Seorang marbot di Musholla Baiturrahman, Desa Samborejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, menjadi korban penyiraman air keras oleh orang tak dikenal. Peristiwa ini terjadi pada Selasa dini hari, 5 November 2024, menjelang waktu salat Subuh.

Akibat kejadian ini, korban mengalami luka bakar pada lengan kiri, sebagian perut, paha belakang, dan kedua kaki bagian bawah.

BACA JUGA:Jelang Subuh, Seorang Marbot Musala di Pekalongan Disiram Air Keras oleh Orang Tak Dikenal

Kapolres Pekalongan Kota AKBP Prayudha Widiatmoko mengatakan pihaknya tengah menyelidiki kasus tersebut. Satreskrim Polres Pekalongan Kota telah melakulan olah TKP dan akan meminta keterangan warga setempat.

"Sekalian mencocokkan apabila memang ada CCTV yang merekam pada saat, sebelum, atau setelah kejadian tersebut. Siapa-siapa yang lewat di jalan tersebut nanti akan kita identifikasikan," kata AKBP Prayudha, kemarin.

Dia menuturkan bahwa peristiwa penyiraman air keras tersebut terjadi saat kondisi masih sepi, menjelang Salat Subuh.

"Korban saat minta tolong saja waktu itu belum sampai ada yang menolong, beberapa saat kemudian baru ditolong oleh imam masjid," kata Kapolres.

Kapolres menambahkan bahwa korban saat ini masih menjalani rawat jalan untuk menyembuhkan luka-luka yang dideritanya. Jika kondisi korban sudah lebih membaik, akan dimintai keterangan lebih lanjut.

Pihaknya juga akan mencari alat bukti lainnya. Selain itu, mendalami dari mana air keras yang digunakan oleh pelaku itu berasal. "Termasuk, mencari informasi motif apa yanh mendasari pelaku sampai menyiramkan air keras itu ke korban," imbuhnya.

Sebagaimana telah diberitakan, korban, Hartoyo (56), yang setiap hari bertugas mengumandangkan azan Subuh di Musala Baiturrahman Desa Samborejo, menceritakan kejadian tersebut.

"Saat saya baru keluar rumah menuju musholla, tiba-tiba ada orang menyiramkan sesuatu ke tubuh saya. Rasanya seperti terbakar," ungkapnya saat ditemui wartawan di rumahnya.

Hartoyo, yang bekerja sebagai buruh jahit, mengatakan sempat ingin melawan, namun pelaku yang mengenakan penutup wajah segera mengambil batu, sehingga dirinya refleks melarikan diri sambil berteriak meminta pertolongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: