Harga Cabai di Tingkat Petani di Petungkriyono Pekalongan Anjlok, Harga Cabai Hanya Rp 4.500 Per Kilo

Harga Cabai di Tingkat Petani di Petungkriyono Pekalongan Anjlok, Harga Cabai Hanya Rp 4.500 Per Kilo

Harga cabai di tingkat petani di Petungkriyono Kabupaten Pekalongan anjlok.-Hadi Waluyo-

KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Tak hanya harga sayuran yang turun, petani di Petungkriyono Kabupaten Pekalongan kembali terpuruk dengan harga cabai yang anjlok.

Di tengah produktivitas cabai yang buruk akibat serangan hama dan penyakit tanaman, petani juga menghadapi ketidakstabilan harga cabai di pasaran. Untuk saat ini, harga cabai anjlok.

Harga cabai hijau besar yang normalnya di harga Rp 35 ribu perkilo saat ini harganya hanya Rp 4.500 perkilo.

Kamto, petani dari Desa Gumelem, Kecamatan Petungkriyono, Selasa, 19 November 2024, mengatakan, hampir semua produk pertanian harganya turun, terutama untuk sayuran dan cabai.

Harga sayuran sejak tiga bulan lalu sudah turun. Sedangkan harga cabai mulai turun sejak sebulan terakhir ini.

Baca juga:Harga Sayuran di Petungkriyono Pekalongan Terjun Bebas, Kubis Hanya Rp 100/Kg

"Harga wortel, kol, cabai, kentang dan selong turun. Harga sayuran sudah lama turunnya, kalau harga cabai turun sejak sebulan ini," kata dia.

Disebutkan, harga cabai saat ini hanya Rp 4.500 perkilo, harga kol Rp 900 perkilo, harga kentang Rp 8.500 perkilo dan harga wortel Rp 1.000 perkilo. 

Meski semua harga sayuran turun, namun petani di wilayah Petungkriyono masih tetap semangat menanam sayuran di lahannya. 

"Itu pekerjaan kita sebagai petani. Kita tetap nanam. Harapannya di bulan-bulan depan harga bisa stabil lagi, dan semoga bisa naik di tingkat petani," ungkap dia.

Padahal, diakuinya, risiko petani merugi ada di depan mata. Namun, semangat untuk mengolah lahan tetap ada di jiwa mereka. 

Ia mencontohkan, untuk saat ini ia tetap menanam kentang, meskipun tak sebanyak biasanya. 

Ia menanam sekitar 3 kuintal dengan biaya sekitar Rp 15 juta. Dengan harga kentang Rp 8.500 dan taksiran produksi kentang sekitar 2 ton, maka ia merugi. 

"Kita rugi, ndak nutup biaya yang kita keluarkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: