7 Pedukuhan di Petungkriyono Pekalongan Terisolir

7 Pedukuhan di Petungkriyono Pekalongan Terisolir

Aparat TNI, Polri, relawan dan warga kerja bakti buat jembatan darurat untuk membuka akses jalan yang terputus akibat longsor di Petungkriyono.-Hadi Waluyo-

*12 Alat Berat Didatangkan ke Petungkriyono

KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Paska bencana tanah longsor di Petungkriyono, akses jalan ke beberapa pedukuhan di wilayah pegunungan ini terputus. 

Pasalnya, di beberapa titik, badan jalan tergerus dan tertutup longsor, hingga ada jembatan yang putus. 

Salah satu titik akses yang terputus adalah ruas dari ibukota kecamatan Petungkriyono di Dukuh Mudal, Desa Yosorejo ke Dukuh Dranan, Desa Yosorejo. 

Warga Dukuh Dranan harus berjalan kaki menyusuri jalan darurat selama 1 jam untuk menuju pusat kecamatan, dengan jalur yang ekstrem. 

Baca juga:Pasca Operasi SAR Dihentikan, TNI, Polri dan Warga Buka Akses Jalan Yang Tertutup Longsor

Saat hujan turun, jalan setapak ini berlumpur dan licin. Potensi longsor susulan pun masih menghantui warga yang melintas di jalur darurat tersebut.

Fajril Saputra (35), warga Dukuh Dranan, Rabu, 29 Januari 2025, mengatakan, akibat diterjang longsor, jalan menuju Dukuh Dranan di Desa Yosorejo putus total. Jalan sepanjang 20 meter habis tergerus longsor.

"Jalan di bawah Puskesmas Petungkriyono ke arah Dranan hilang tergerus longsor. Alhamdulillah alat berat sudah didatangkan untuk membuka jalan yang hilang," kata dia.

Ia berharap, akses jalan yang sangat penting bagi masyarakat Dukuh Dranan dan sekitarnya itu bisa segera diperbaiki, agar akses warga bisa normal kembali.

"Warga untuk sementara buat jalan darurat, jalan setapak di tebing dibuat bersusun dengan tanah berisi karung. Undak-undakan, biar lebih mudah dilalui warga," kata dia.

Disebutkan, akibat longsor sedikitnya ada tujuh pedukuhan di Petungkriyono sempat terisolir. Yakni Dukuh Dranan, Sipetung, Totogan, Karanggondang, Sawangan dan Dukuh Wonodadi aksesnya terputus. 

Woto (57), warga Dukuh Dranan, mengatakan, akibat longsor, jalur Dranan, Sipetung, Totogan, Karanggondang, Sawangan, dan Wonodadi terputus. 

"Ibu hamil, orang sakit di Dranan terpaksa jalan kaki 1 jam menapaki jalan alternatif ke Puskesmas di Petungkriyono. Di Dranan, ada sekitar 150 jiwa warganya," ucap Woto.

Rustia, warga Dranan lainnya menyatakan, jalur alternatif yang dibuka untuk akses ke kecamatan medannya sangat curam dan membahayakan. Jalur itu berlumpur, berbatu dan licin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: