Mengelola Sampah dengan Inovatif

Mengelola Sampah dengan Inovatif

*Keurahan Jenggot Gulirkan Program Bank dan Sedekah Sampah

KERJA BAKTI- Kerja bakti kebersihan lingkungan desa oleh pihak Kelurahan Jenggot dan masyarakat.

KOTA - Sampah seringkali menjadi momok bagi masyarakat, terutama perkotaan. Sebab,kualitas mengelola sampah akan terkait dengan kebersihan, kesehatan, hingga estetika lingkungan. Karena itu pula, kebersihan lingkungan menjadi program perdana yang digulirkan Kelurahan Jenggot, Kecamatan Pekalongan Selatan, dengan prioritas pengelolaan sampah semaksimal mungkin.

Bahkan, menurut Lurah Jenggot, Taibin, 3 armada Tosa yang disiagakan untuk mengangkut sampah dari TPS di setiap RW ke TPA, pun belum memadai. Oleh karena itu, pihaknya bekerjasama dengan Pemerintah Kota Pekalongan untuk mengaktifkan semua TPS agar bisa mengurai dan memilah setiap sampah yang masuk.

"Kami juga mengupayakan ke Pemkot agar TPS 3R yang ada di kelurahan itu bisa diaktifkan kembali agar bisa mengurai sampah-sampah yang ada di kelurahan. Ini penting, karena TPA Degayu kan sudah overload. Kami sudah mengundang dua orang yang siap menjalankan ini, mengurai dan memilah sampah sebelum dibuang ke TPA," terang Taibin, Rabu (19/2/2020).

Selain itu pihaknya juga mengatur pola pengangkutan sampah di lingkungan perumahan dan perkampungan, agar semuanya berjalan lancar dengan armada yang ada. "Di perumahan sudah tertata, itu diambil oleh petugas satu minggu 2 kali," imbuhnya.

Program Kelurahan ternyata bergayung, sejumlah program pengelolaan sampah pun dikerjasamakan dengan masyarakat. Salah satunya berkaitan gerakan bank sampah dan sedekah sampah.

"Masyarakat sudah sadar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan pilah sampah. Dan kemudian yang kami akan gerakkan adalah nanti ada bank sampah, ada sedekahh sampah. Kemarin kami sudah mengupayakan dari PKK. Setiap pertemuan itu, supaya membawa sampah dari rumah. Kemudian akan dibawa di sini dan dikumpulkan, akan kami sedekahkan dan kalau sudah terkumpul akan dijual ke pengepul," jelas Taibin.

Program inovatif tersebut bahkan diimplementasikan di banyak ruang giat masyarakat. Seperti di setiap kegiatan Posyandu, ibu-ibu diminta membawa plastik dan sampah kertas yang tak terpakai.

"Prinsipnya, warga juga ikut terlibat. Toh, di rumah pasti aada botol bekas, kertas dan kardus yang tak terpakai. Daripada menuhi rumah mending bawa ke posyandu atau giat PKK," terangnya.

Diakui Taibin, masalah terberat justru menyangkut limbah dan sampah batik. Pihaknya pun telah encoba banyak cara untuk menanganinya, seperti kerja bakti setiap minggu, hingga mengeluarkan himbauan kepada para pengusaha dan pekerja batik agar memerhatikan kondisi lingkungan.

Pihaknya berharap agar semua masyarakat bisa menyadari pentingnya kebersihan, sehingga pencemaran lingkungan bisa ditekan. "Dan kami selalu mengupayakan memberikan informasi, penyuluhan kepada warga, pengusaha-pengusaha agar bisa dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pembuangan limbah bisa tertib," tutupnya. (ap3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: