Namun jika memang sedang ada kesibukan pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan dan hasilnya juga untuk keluarga, tetaplah luangkan waktu khusus untuk mengajarkan banyak hal kepada anak secara maksimal.
Tetap luangkan waktu untuk senantiasa bertanya dan berdiskusi dengan istri terkait pola pengasuhan anak. Sehingga istri pun tidak merasa mengasuh anak sendirian. Support dari suami tetap ada dan akan sangat berguna untuk menjaga kesehatan mental istri.
Lalu bagaimana jika memang yatim?
Bunda Elly Risman juga menjelaskan, jika memang kondisi anak adalah yatim yang notabenya ayahnya tidak ada karena meninggal dunia, maka diharapkan figur ayah ini tetap bisa digantikan dengan anggota keluarga laki-laki lainnya.
Harus tetap ada peran laki-laki yang mendampingi tumbuh kembang anak, bisa dari figur kakeknya atau pamannya.
BACA JUGA:Adakah Dampak Negatif Menyekolahkan Anak Terlalu Dini? Begini Penjelasan dr Aisah Dahlan
Apalagi jika orang tua berpisah karena perceraian. Pahami bahwa yang berpisah adalah antara suami dan istri, maka peran sebagai ayah dan ibu tetap harus diberikan kepada anak.
Jadi seharusnya tidak ada alasan anak kekurangan figur orang tua akibat orang tua bercerai.
Nah itu penjelasan seputar fenomena fatherless dan beberapa dampak negatif yang bisa ditimbulkan, jika fenomena fatherless tidak ditanggulangi secara serius.(*)