BACA JUGA:Asal-usul Wisata Alam Tapak Menjangan, Tempat Moksanya Singa Loh
Kedua pendekar itu bertarung cukup lama, tak hanya di satu tempat, pertarungan ini bergeser ke tempat lain yang tidak jauh dari tempat sebelumnya.
Ki Branjang Kawat dan Maling Sekti kembali melakukan perang tanding atau dalam bahasa Jawa disebut 'kerah tanding'.
Dari istilah 'kerah tanding' ini, tempat pertempuran Ki Branjang Kawat dan Maling Sekti dinamai dukuh Kranding yang memiliki kepanjangan 'kerah tanding'.
Asal-usul Nama Desa Jeruksari
Maling Sekti mulai kewalahan melawan kesaktian Ki Branjang Kawat, ia melarikan diri ke arah barat menuju sungai Sengkarang.
BACA JUGA:Awal Mula Terbentuknya Gunung Tidar Sampai Kisah Syekh Subakir Menumbali Pulau Jawa
BACA JUGA:Misteri Legenda Moksanya Prabu Brawijaya V di Gunung Lawu
Kemudian ia terjun ke sungai untuk sembunyi dari Ki Branjang Kawat yang bersiap menumpasnya.
Melihat musuhnya terjun ke sungai, Ki Branjang Kawat juga menceburkan dirinya untuk menangkap musuhnya.
Namun setelah sekian lama menyelam ke dasar sungai, Ki Branjang tak kunjung menemukan Maling Sekti.
Abdi Mataram tersebut kemudian menyembulkan kepalanya ke permukaan air, mengamati dan mencari keberadaan perusuh licik itu.
BACA JUGA:Cerita Rakyat Wonosobo-Temanggung : 2 Gunung Kembar yang Ternyata Masih Adik Kakak
Hingga Ki Branjang janggal dengan adanya pohon jeruk yang tadi tidak ia lihat, seolah pohon tersebut tumbuh dengan tiba-tiba.
Setelah dilihat-lihat, pohon jeruk itu hanya memiliki satu buah saja, Ki Branjang Kawat menduga musuhnya telah menjelmakan dirinya sebagai pohon jeruk.
Tanpa berpikir panjang Ki Branjang Kawat langsung memetik buah jeruk itu dan menyesap sari buahnya.