Penamaan Desa
Pemukiman yang mereka singgahi ini sementara waktu belum memiliki nama.
BACA JUGA:Ada Candi di Pekalongan! Inilah 2 Laporan Keberadaan Candi di Kabupaten Pekalongan
Suatu saat, Kyai Pekir dan Kyai Kajor memerintah beberapa warga yang sudah diangkat menjadi santrinya untuk menebang pohon jati tunggal.
Disebut pohon jati tunggal karena ia hanya tumbuh sendirian di tempat tersebut.
Para santri diutus untuk menebangnya karena Kyai Pekir dan Kyai Gede Kajor khawatir kalau pohoh jati itu dikeramatkan oleh warga.
Selain itu letak pohon jati tersebut memang mengganggu jalan untuk warga mengambil air dari sungai.
BACA JUGA:Misteri Jembatan Ronggo Kedungwuni, Arak-arakan Pengantin Dilarang Melewati Jembatan Mistis Ini
BACA JUGA:Misteri Jembatan Tua di Pekalongan yang Menjadi Tempat Eksekusi Pada Zaman Belanda
Saat berusaha menebangnya, para santri mengalami kejanggalan yang membuat bingung.
Sebab saat hendak ditebang, bekas goresan kapak dari para santri beberapa kali langsung hilang dan pohon jati kembali seperti semula.
Mereka kelelahan karena sudah beberapa kali mencoba menebang namun hasinya tetap sama saja.
Sementara itu Kyai Pekir dan Kyai Kajor sedang berkeliling desa sembari menyuwuk desa agar diberi keselamatan oleh Allah SWT.
Saat tiba di pohon jati tunggal, kedua ulama tadi heran mengapa pohon jati itu belum kunjung ditebang.
Setelah mendengar penjelasan dari santrinya, Kyai Kajor dan Kyai Pekir kemudian bersemedi dan berusaha membuka portal ghaib untuk mengetahui apa penyebab dari semua ini.