Polres Batang Sukses Panen Jagung, Segera Disalurkan ke Bulog
Kapolres dan Wakapolres Batang melakukan panen jagung yang ditanam di lahan milik Perhutani Subah.-Istimewa -
BATANG - Polres Batang bersama Dispaperta setempat dan Perhutani BKPH Subah menggelar panen raya jagung di lahan seluas 177 hektar milik Perhutani area Subah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan pangan nasional, sekaligus menunjukkan sinergi antarinstansi di tingkat daerah.
Sinergi Tiga Pilar untuk Ketahanan Pangan
Kapolres Batang AKBP Edi Rahmat Mulyana menegaskan, panen yang berlangsung sejak Februari hingga Mei 2024 ini mencerminkan komitmen Polres dalam mendukung agenda strategis pemerintah.
“Kami tidak hanya fokus pada keamanan, tetapi juga turut berkontribusi di sektor pangan. Di Subah, kami menggarap 200 hektar lahan, termasuk area di luar Perhutani, untuk memastikan target produksi tercapai,” ujarnya usai acara panen di Desa Durenombo, Kamis 15 Mei 2025.
BACA JUGA:Pencari Kerja Usia di Atas 35 Tahun Sulit Dapat Pekerjaan, Ini Langkah yang Diambil Bupati Batang
BACA JUGA:Lewat Film Sayap-Sayap Patah 2, Polres Batang Ajak Masyarakat Refleksi Tugas Berat Anggota Polri
Ia menambahkan, hasil panen akan melalui proses penyortiran ketat sebelum didistribusikan ke perusahaan pakan ternak. “Kualitas jagung di sini sangat baik dengan kadar air ideal, cocok untuk industri peternakan. Ini akan meningkatkan pendapatan petani mitra,” imbuhnya.
Kabid Perkebunan Dispaperta Batang, Budhi Santosa, mengungkapkan, benih jagung yang digunakan berasal dari bantuan Kementerian Pertanian.
“Setiap hektar membutuhkan 15 kg benih. Sebelumnya, penanaman di Desa Kemiri Barat dan Sengon berhasil menghasilkan 6 ton jagung per hektar,” paparnya.
Bulog disebutkan akan menyerap seluruh hasil panen asalkan memenuhi syarat kadar air maksimal 15%. “Kami apresiasi kualitas jagung di Subah yang konsisten. Harapannya, panen di wilayah lain juga sama suksesnya,” ujar Budhi.
Asisten Perhutani BKPH Subah, Budi Karyanto, menjelaskan, pihaknya membuka 177 hektar lahan sosial di empat wilayah kerja (RPH) untuk ditanami komoditas pangan.
“Selain jagung, masyarakat juga bisa menanam kopi, jahe, dan tanaman herbal. Ini bagian dari kontribusi Perhutani dalam meningkatkan ekonomi warga,” jelasnya.
Program pemanfaatan lahan bawah tegakan (tumpang sari) ini dinilai strategis, karena mengoptimalkan lahan tanpa mengganggu ekosistem hutan. “Petani hutan mendapat akses menggarap tanah sambil menjaga kelestarian lingkungan,” tambah Budi.
Dari total luas lahan 200 hektar yang dikelola Polres Batang, diperkirakan rata-rata produksi mencapai 5-6 ton per hektar. Hasil ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan pakan ternak lokal, tetapi juga mendorong kesejahteraan 500+ petani mitra.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

