Disway award
iklan banner Honda atas

Ratusan Rumah di Dampyak Tegal Terendam Banjir, DPRD Bilang Begini

Ratusan Rumah di Dampyak Tegal Terendam Banjir, DPRD Bilang Begini

Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi PKS H. Bakhrun saat menggeler Reses untuk menampung aspirasi dari masyarkat, baru-baru ini.-Istimewa -

TEGAL - Ratusan rumah warga di RW 07 Kelurahan Dampyak, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal terendam banjir, Jumat (23/5) pagi. Meski tidak ada korban jiwa, tapi sebagian warga ada yang mengungsi karena kedalaman banjir mencapai 20 sentimeter di dalam rumah.

"Banjir mulai masuk ke rumah tadi pagi," kata Retno Kusrini, warga Kelurahan Dampyak.

Dia menuturkan, penyebab banjir ini tidak hanya diguyur hujan pada Kamis (22/5) malam hingga Jumat pagi, tapi juga karena rob dari laut utara. Air masuk ke permukiman warga melalui Sungai Ketiwon dan Sungai Jenggot. 

Menurut Retno, kondisi ini sudah berlangsung lama. Bahkan, pemerintah sudah pernah memberikan bantuan berupa mesin pompa penyedot air rob dan banjir. Namun, mesin itu sudah rusak karena kadar air laut asin.

BACA JUGA:Sukseskan Ketahanan Pangan, Petani Minta Bantuan Alsintan dan Hewan Ternak

BACA JUGA:Jalan di Tiga Kecamatan Rusak, Anggota DPRD Kabupaten Tegal Desak Perbaikan

"Sekarang mesinnya sudah tidak terpakai," ujarnya.

Dia berharap, pemerintah memberikan solusi terbaik supaya air rob dan banjir tidak menggenangi rumah penduduk. Dia mengusulkan supaya Sungai Jenggot dan Sungai Ketiwon dinormalisasi. Sehingga air dapat mengalir lancar dan tidak masuk ke rumah warga.

"Misal normalisasi anggarannya besar, pemerintah dapat membangunkan talud di dua sungai itu," sarannya.

Terpisah, Anggota DPRD Kabupaten Tegal dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) H. Bakhrun mengatakan, Sungai Ketiwon dan Sungai Jenggot merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana dan Badan Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Jawa Tengah.

Menurutnya, di Kelurahan Dampyak memang rutin dilanda banjir. Bahkan, saat kemarau juga banjir karena rob laut utara. Sejauh ini, Bakhrun mengaku sudah acapkali menyampaikan ke dinas terkait agar segera berkoordinasi dengan Pemprov Jateng. Sehingga ada penanganan serius.

Dia menyatakan, bencana banjir di pantura tidak hanya di Dampyak, tapi juga di Desa Sidaharja Kecamatan Suradadi. Penyebab banjir ini berasal dari limpasan Sungai Cacaban. Dia berharap, sungai tersebut supaya dinormalisasi.

"Dulu memang pernah dinormalisasi, tapi belum maksimal. Dan sekarang sungainya sudah dangkal lagi. Semoga secepatnya dinormalisasi lagi," ujarnya. (ADV)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: