Disway award
iklan banner Honda atas

Desa Blacanan di Pekalongan Tahunan Terendam Banjir Rob, Aktivitas Warga Sulit, Ekonomi Terjepit

Desa Blacanan di Pekalongan Tahunan Terendam Banjir Rob, Aktivitas Warga Sulit, Ekonomi Terjepit

Desa Blacanan di Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan selalu menjadi langganan banjir rob.-Tangkapan layar media sosial.-

KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Desa Blacanan di Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, bertahun-tahun langganan banjir rob

Banjir rob kian mengganas di wilayah pesisir ini paska tanggul raksasa penahan rob di Wonokerto hingga Kota Pekalongan dibangun.

Hampir setiap hari, sejak tahun 2022, banjir rob menerjang Desa Blacanan. Hampir seluruh desa terdampak rob. 

Tiap tahun, rob kian meninggi, bukannya surut. Apalagi saat musim rob di saat musim hujan tinggi, banjir kian parah. 

Pemerintah desa setempat sudah berupaya meninggikan jalan desa, agar akses warga nyaman. Namun, saat banjir rob tinggi, jalanan yang sudah ditinggikan pun kembali terendam.

Baca lagi:Banjir Rob Rendam Pesisir Pekalongan, Seluruh Desa Blacanan Tergenang Rob

"Sejak tanggul di Wonokerto hingga Pekalongan dibangun, wilayah Depok dan Blacanan hampir setiap hari terendam banjir rob," kata Sekretaris Desa Blacanan, Tofik, Kamis, 9 Oktober 2025.

Menurutnya, ketinggian banjir rob bervariasi antara 20 cm hingga 50 cm. Hampir semua pedukuhan di desanya terdampak banjir rob. Yakni Dukuh Keburan 1, Keburan 2, Blacanan 1, dan Blacanan 2.

"Paling parah depan balai desa, itu jalan kabupaten. Untuk jalan desa, hampir semuanya sudah ditinggikan, namun air rob juga terus meninggi jadi saat banjirnya besar tetap saja terendam," kata dia.

Banjir rob yang hampir terjadi setiap hari, terutama di pagi atau sore hari, membuat aktivitas warga sulit. 

Anak-anak sekolah kebanyakan nyeker saat ke sekolah. Tak heran, banyak anak dan warga terkena kutu air.

"Halaman sekolah tergenang rob. Jika banjirnya tinggi, rob juga masuk ke ruang kelas," ungkap dia.

Menurutnya, banjir rob masuk melalui dua sungai besar, yakni Sungai Kapidodo dan Sungai Kalikangkung. 

Tanggul Sungai Kapidodo bahkan sudah tak tampak lagi lantaran air lebih tinggi dari tanggul. Sementara untuk Sungai Kalikangkung, di beberapa titik sudah rusak.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: