Pertahankan Karyawan, Rela Libur Saat Stok Produksi Banyak

Pertahankan Karyawan, Rela Libur Saat Stok Produksi Banyak

Bertahan tanpa mengurangi karyawan menjadi sebuah tantangan besar yang dihadapi para pelaku usaha di masa pandemi Covid-19. Sementara banyak perusahaan besar merumahkan karyawan, sebagian UMKM justru memilih bertahan. Salah satunya usaha permen jahe yang dijalankan Umar, Kelurahan Sapugarut, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongann.

DIRINTIS sejak 1990, usaha permen jahe "Fadila" milik nUmar kini merambah ke seluruh nusantara. Pandemi memang memukul usaha Umar, selain omsetnya anjlog hingga 60% karena pasokan ke banyak Pujasera mandeg akibat pembatasan pariwisata, bahan harga baku produksinya juga naik.

"Dulu hanya Rp 10 ribu/kg sekarang sudah sampai Rp 40 ribuan/kg. Jelas ini menyiksa kami usaha rumahan, bagaimanapun kami tidak bisa menaikkan harga terus, palingan di kondisi sekarang hanya bisa bertahan, " Ujar Umar, kepada Radar saat ditemui di rumah produksinya, Jumat (15/1/21).

Bahan baku jahe emprit didapatkan Umar dari petani lokal di daerah Bandar. Dalam satu bulan 1 ton Jahe diproduksi Umar. "Produksi harus tetap jalan, sebab di sisi lain ada karyawan juga konsumen yang bertahan juga. Apalagi sekarang sudah buka cabang produksi Pucung Tirto," lanjutnya.

Siasat lain diupayakan Umar untuk mempertahankan usahanya. Dengan melihat kondisi stok produksinya, jika terjadi penumpukan maka dia akan meliburkan produksinya sementara, sehingga tetap bertahan meski dengan menanggung 30 karyawan. Itu upaya Umar untuk mengelola waktu dan produksinya.

"Untuk produksi sendiri disesuaikan dengan tenaga di sini, biasanya 170 hingga 200 kg permen jahe per hari di sini. Kalau di cabang palingan 130 hingga 160 kg. Alhamdulillah masih bisa muter dijual dengan harga permen jahe 32 ribu/kg," terangnya.

Pemasaran Umar pun sudah merambah dunia online, sehingga sekarang berlahan bangkit. Umar beserta enam pelaku usaha permen jahe asal Sapugarut ini yang masih bertahan di kondisi krisis pandemi ini mengharapkan adanya uluran bantuan di tengah meroketnya harga bahan produksi.

"Tidak hanya berharap bantuan untuk bahan produksi saja, saya melihat usaha permen jahe sendiri saat ini sudah mumpuni dilirik pasar Asia, sehingga perlu adanya jembatan dari pihak pemerintah untuk mempermudah kami dalam hal produksinya. Sudah sempat ada kesempatan namun terkendala permintaan produksi yang belum mampu saya terima," tutupnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: