Gara-gara Banyak Ayam Enggan Bertelur, Harga Telur di Batang Jadi Mahal

Gara-gara Banyak Ayam Enggan Bertelur, Harga Telur di Batang Jadi Mahal

Salah satu agen telur yang ada di pasar Batang menunjukan stok yang ada.-Dony Widyo -

BATANG - Akibat banyaknya ayam petelur di Kabupaten Batang yang sudah melewati usia produktif, menyebabkan pasokan telur dari peternak ke pedagang menjadi berkurang.

Akibatnya, harga telur di pasaran beberapa hari ini masih tergolong tinggi. Yaitu dikisaran Rp 30 ribu hingga Rp 35 ribu untuk satu kilogramnya.

Baca juga : Waduh, Indeks Harga Konsumen di Batang Tertinggi di Jawa

Padahal saat Ramadan ketika permintaan cukup tinggi, harga telur hanya berada di kisaran Rp 26 ribu hingga Rp 27 ribu saja untuk setiap kilogramnya.

Menurut salah satu agen telur di Pasar Batang, Adi, berkurangnya pasokan telur dari peternak tersebut disebabkan banyak ayam petelur yang tidak produktif lagi.

"Ayam petelur yang sudah tidak produktif lagi oleh peternak dijual untuk dikonsumsi dagingnya. Akibatnya, telur yang dihasilkan menurun, sehingga mempengaruhi pasokan ke pedagang," ungkap Adi pada awak media, kemarin.

Berita lainnya: Innalilahi, Balita 2 Tahun di Pekalongan Tewas Tenggelam di Kolam Ikan Koi Depan Rumahnya

Menurut Adi pada peternak sendiri sebenarnya sudah berusaha untuk meningkatkan produksi telur. Namun penggantian ayam petelur dengan yang usai produktif, ternyata belum memberikan hasil seperti yang diharapkan.

"Meskipun sudah diganti dengan ayam usia produktif, tapi kenyataannya hingga saat ini masih banyak yang belum betelur. Akibatnya telur yang dihasilkan masih sedikit, dan belum bisa memenuhi kebutuhan pasar," jelas Adi.

Lebih lanjut dijelaskan, berdasarkan penurunan dari para peternak, pasokan diperkirakan akan kembali normal pada bulan Agustus mendatang. 

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen sendiri, para agen harus memesan ke peternak selama dua hari. 

"Untuk kondisi  normal, peternak bisa mengirim telur ke agen seminggu 3 kali. Namun, saat pasokan sedikit, paling seminggu 2 kali. Untuk satu kali kiriman, biasanya sebanyak 150 peti, dan dalam sehari bisa laku sekitar 50 peti,” bener Adi ketika di temui di kipasnya yang ada di pasar Batang.

Tingginya harga telur di pasaran tersebut membuat para ibu memutar otak. Salah satunya dengan menyerbu Gerakan Pangan Murah Batang yang digelar di Pendopo Kecamatan Batang, Selasa (23/05/2023) lalu.

Pada kegiatan itu, sebanyak 1.000 kilogram atau satu ton telur habis diserbu emak-emak kurang dari satu jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: