Pemkab Apresiasi Pemberian PMT oleh CSR Perusahaan

 Pemkab Apresiasi Pemberian PMT oleh CSR Perusahaan

POSYANDU - Pengukuran dan penimbangan anak di Desa Depok, Kecamatan Batang belum lama ini.-Dhia Thufail-

BATANG - Pemerintah Kabupaten Batang mengapresiasi peran serta perusahaan di daerahnya dalam menekan angka stunting melalui pemberian makanan tambahan (PMT) secara rutin.

Kabid Kesmas Dinkes Batang, Bachtiar Mansyah, mengapresiasi program CSR PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) yang secara rutin memberikan PMT pada balita dan Ibu hamil di beberapa desa sekitar proyek PLTU Batang.

"Kami sangat terbantu dan memudahkan Pemkab Batang dalam mengentaskan stunting di Batang. Begitu juga dengan mewujudkan desa Open Defecation Free (ODF) atau bebas buang air besar sembarangan (BABS)," katanya, kemarin.

Dikatakan Bachtiar, bahwa PT BPI memiliki komitmen dalam upaya menekan angka stunting dan mewujudkan ODF, dua masalah yang sedang dientaskan oleh Pemkab Batang.

"Salah satunya adalah ODF, dan penurunan stunting tapi jika bersinergi dengan Dinkes dalam hal ini Puskesmas melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai stunting serta memberikan bantuan PMT dan alat kesehatan," tuturnya.

Kesuksesan PT BPI dalam mengentaskan stunting dan BABS itu terlihat di Desa Depok,  Kandeman, salah satu desa yang telah berhasil mencapai status ODF pada 2022 dan angka stunting yang terus menurun.

"Artinya 100 persen penduduk desa tersebut telah memiliki akses BAB. Hal itu berkat dukungan program CSR PT BPI dalam peningkatan kesehatan lingkungan," terangnya.

Sejak 2017, Pemkab terus melakukan kampanye Stop BABS, harapannya tidak lagi desa yang warganya masih BABS

Untuk diketahui, sejak 2017 hingga Mei 2023, BPI telah mendukung 1.374 paket jamban dan telah menstimulasi 723 paket jamban tambahan dari instansi lainnya seperti Pemprov, pemerintah desa, Pemkab Batang, dan swadaya masyarakat di 14 desa sekitar perusahaan. 

Sehingga 12 dari 14 desa dapat mencapai status Desa ODF, seperti Desa Ujungnegoro, Wonokerso, Juragan, Depok, Bakalan, Karanggeneng, Tulis, Simbangjati, Kedungsegog, Kenconorejo, Ponowareng, dan Sembojo.

Adapun dua dari 12 desa itu yakni Ujungnegoro dan Depok, telah mendapatkan status desa ODF pada tahun 2022 yang diserahkan langsung oleh Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki dan disaksikan oleh Forkopimda Batang, serta Direktur Operasional BPI.

Ketua Forum Kesehatan Desa Depok, Agus Kurniadi mengakui untuk bisa mencapai ODF ini tidak mudah, pihak Desa pun tidak bisa bekerja sendiri. "Untuk proses ODF ini memang tidak mudah, kami rintis sejak 2015 dengan melakukan penyuluhan dan pemicuan. Tercapainya ODF ini juga berkat dukungan beberapa lembaga termasuk PT BPI, yang mensupport kebutuhan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat tidak BABS," tuturnya, Kamis (15/6/2023).

Perubahan perilaku ini juga ternyata berdampak positif bagi lingkungan dan penurunan stunting di Depok. "Total ada 500an anak di Desa Depok ini, di mana 84 anak diantaranya mengalami stunting, dan sekarang ini sudah menurun di angka 69 anak," jelasnya.

Guna mendukung fokus Pemkab Batang dalam pencegahan stunting, BPI juga turut berkomitmen mendukung pencegahan dan penurunan stunting di Batang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: