Berawal dari 20 Kilogram, Kini KUB Maju Makmur Mampu Pasarkan 3 Kuintal Kerupuk Setiap Harinya

Berawal dari 20 Kilogram, Kini KUB Maju Makmur Mampu Pasarkan 3 Kuintal Kerupuk Setiap Harinya

Astuti bersama dua anggota KUB tengah menggoreng kerupuk. Satu jenis menggunakan minyak goreng, sedangkan kerupuk usek menggunakan pasir laut.-Dony Widyo-

BATANG - Berawal dari memasarkan 30 kg kerupuk, saat ini Kelompok Usaha Bersama (KUB) Maju Makmur Jaya di Desa Ujungnegoro, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang telah mempu menjual hingga 3 kuintal kerupuk matang.

Salah satu KUB binaan PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) ini bergerak dibidang pengolahan dan pemasaran kerupuk. Ada 10 jenis kerupuk yang kini diolah dan dipasarkan oleh KUB yang memiliki 21 anggota ini.

Ketua KUB Maju Makmur Astuti menjelaskan, pada 2014 KUB yang dipimpinnya mendapat bantuan dari  Corporate Social Responsibility (CSR) PT BPI sebesar Rp 10 juta. Uang tersebut kemudian dibelanjakan peralatan dan juga bahan baku.

"Bantuan modal dari PT BPI itu yang Rp 8 juta dibelanjakan untuk membeli peralatan, dan Rp 2 juta untuk membeli kerupuk mentah," ujar Astuti ditemui di tempat penggorengan kerupuk di Desa Ujungnegoro, kemarin.

Astuti menjelaskan, pada awal berdiri, KUB Maju Makmur memiliki 15 anggota yang mayoritas ibu-ibu. Sedangkan usaha yang dirintis yaitu mengolah atau menggoreng kerupuk mentah untuk selanjutnya di pasarkan ke masyarakat.

"Pada awalnya pemasaran kerupuk hanya di sekitar desa saja, namun kini hingga ke luar wilayah. Untuk tenaga pemasaran sendiri ada 10 orang, yang perempuan berjualan di desa sekitar, sedangkan bapak-bapak berjualan hingga Bandar dan Blado," jelas Astuti.

Lebih lanjut dijelaskan, saat ini tempat pengolahan kerupuk sendiri ada empat lokasi. Sedangkan pekerjanya sendiri merupakan anggota KUB bagian pengolahan yang hampir keseluruhan adalah ibu-ibu.

"Kita beli kerupuk mentah, kemudian dibumbui dan dijemur lagi. Selanjutnya kerupuk digoreng dan dikemas dalam plastik sebelum dipasarkan," lanjutnya.

Kerupuk usek sendiri dibeberapa daerah juga dikenal sebagai kerupuk miskin, karena digoreng menggunakan pasir laut, bukannya minyak goreng. 

"Pasir laut yang kita pakai sendiri diambil diambil dibagian dalam, kemudian dicuci sampai bersih. Setelah itu barulah digunakan, dan itupun hanya sekali pakai, karena akan gosong akibat terkena panas," terang Astuti.

Astuti menambah, selain memberi bantuan modal, PT BPI juga memberikan pendampingan dalam mengelola KUB, termasuk di bidang keuangan.

"Alhamdulillah, keberadaan usaha di KUB ini bisa menjadi sumber pendapatan bagi anggota, sehingga mampu meningkatkan perekonomian mereka," tandas Astuti. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: