Demplot Kodim Mulai Terdampak Kemarau, Sejumlah Bhabinsa Dikerahkan Perbaiki Saluran Air
SALURAN AIR - Sejumlah anggota Kodim 0736/Batang melakukan pembersihan aliran air di Bendungan Siguwo, Desa Penangkan, Kecamatan Wonotunggal.-Dhia Thufail-
BATANG - Kodim 0736/Batang merasakan dampak musim kemarau yang mempengaruhi debit air untuk mengairi demplot pertaniannya kini berkurang. Rabu (30/8/2023), Kodim 0736/Batang mengerahkan sejumlah Babinsa untuk memperlancar aliran air ke demplot mentimun yang ada di Desa Rowobelang.
Dandim 0736/Batang, Letkol Inf Ahmad Alam Budiman melalui Bati Wanwil Pelda Sudirman mengatakan, untuk mengairi lahan pertaniannya, pihaknya harus melakukan normalisasi saluran air sepanjang lima kilometer di aliran air Bendungan Siguwo, Desa Penangkan, Kecamatan Wonotunggal.
"Musim kemarau berpengaruh terhadap debit air yang dibutuhkan bagi kecukupan air lahan pertanian, maka hari ini kita bersihkan aliran air sepanjang 5 kilometer, agar pasokan air lancar dan tidak ada hambatan," jelasnya.
Bintara yang menjadi koordinator lapangan bagi pertanian setempat itu mengungkap luas lahan demplot mentimun yang tengah digarapnya mencapai 0,5 hektar.
Demplot mentimun yang sedang dikembangkan Kodim Batang itu merupakan salah satu program ketahanan pangan selain padi, cabai dan pisang tanduk.
"Kalau aliran air ini lancar maka berdampak pada sektor pertanian, terutama demplot mentimun yang sedang dikembangkan oleh Kodim Batang," ujar Pelda Sudirman.
Ia menyebut kondisi aliran air dari Bendungan Siguwo apabila lancar dapat membantu sejumlah desa dari mulai Siwatu, Penangkan dan Desa Rowobelang yang menjadi lokasi demplot mentimun.
Adapun tanaman mentimun yang ditanam sudah berusia satu bulan dalam kondisi kurang maksimal lantaran lima bulan terakhir tidak ada hujan. Akhirnya yang bisa dilakukan optimalisasi aliran air dari Bendungan Siguwo.
"Dampak dari kurangnya curah hujan menyebabkan sebagian tanaman tidak tumbuh normal dan harus dilakukan tanam sulam atau penanaman ulang," ungkap Sudirman.
Ia menjelaskan seharusnya proses pengairan atau penyiraman tanaman dilakukan setiap 1-2 hari sekali, namun saat ini hanya bisa dilakukan 3-4 hari sekali.
"Sebenaranya di usia satu bulan tanaman mentimun sudah bisa dipanen. Namun karena saat ini debit aliran air bendungan Siguwo kecil bahkan nyaris tidak ada akhirnya tidak maksimal," terangnya.
Pelda Sudirman menambahkan setelah dilakukan pembersihan, aliran air dapat mengalir lancar meski debitnya kurang ideal untuk mengaliri lahan demplot.
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak yang lebih luas maka digunakan teknik kocor untuk pupuk kimia NPK 16-16-16 serta pupuk organik cair ExtraGen agar lebih merangsang tumbuhnya buah.
"Dengan upaya perawatan yang sudah dilaksanakan secara maksimal diharap hasil panen nantinya bisa memuaskan," tandasnya. (fel)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: