Santai dan Menyenangkan, Ini 5 Permainan Public Speaking untuk Mengasah Kemampuan Bicaramu!

BACA JUGA:Kenali 6 Bahasa Tubuh yang Percaya Diri, Sempurnakan Keahlianmu dalam Berkomunikasi

4. Cerita Keliling Lingkaran: Dalam permainan ini, setiap peserta harus menceritakan satu bagian dari cerita. Peserta pertama mulai dengan kalimat pembuka, kemudian peserta berikutnya harus melanjutkan cerita dengan kalimat berikutnya, dan seterusnya.

Ini akan melatih kemampuanmu dalam membangun alur cerita yang koheren dan mengikuti alur dengan baik.

5. Simulasi Presentasi: Berperan sebagai presenter dalam simulasi presentasi palsu. Kamu dapat meminta teman-temanmu untuk bertindak sebagai audiens yang berperan sebagai pemirsa dalam situasi nyata. Setelah presentasi, dapatkan umpan balik konstruktif dari audiensmu.

6. Pantomin: Pantomin adalah salah satu permainan public speaking yang melibatkan tindakan fisik tanpa berbicara. Berikan peserta kata-kata atau frasa yang harus mereka gambarkan melalui gerakan tubuh dan ekspresi wajah.

Ini dapat membantumu meningkatkan kemampuan komunikasi non-verbalmu, yang merupakan bagian penting dari public speaking.

7. Penilaian Positif: Setelah setiap permainan, mintalah teman-temanmu untuk memberikan penilaian positif tentang penampilanmu. Fokus pada apa yang telah kamu lakukan dengan baik, dan gunakan umpan balik tersebut sebagai motivasi untuk terus meningkatkan keterampilan berbicaramu.

Baca juga Mengasah Kemampuan Public Speaking: Kunci Kesuksesan Berbicara di Depan Umum

BACA JUGA:Kiat Public Speaking dengan Percaya Diri, 10 Cara Sukses Menaklukkan Panggung

Permainan dalam public speaking tidak hanya efektif dalam meningkatkan keterampilan berbicaramu, tetapi juga membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan. 

Ingatlah bahwa public speaking adalah keterampilan yang dapat ditingkatkan dengan latihan terus-menerus, dan permainan public speaking ini adalah cara yang baik untuk memasukkan latihan tersebut ke dalam rutinitasmu.

Jadi, jangan takut untuk bersenang-senang sambil belajar dan menjadi seorang pembicara yang lebih percaya diri. (*)

Sumber: