Apakah Kejatuhan Cicak Pertanda Sial? Pahami Hukum Tathayyur dalam Islam, Menganggap Sial Karena Sesuatu
Jika kejatuhan cicak itu pertanda sial adalah salah satu contoh tathayur yang dalam Islam merupakan bentuk kesyirikan.-Hadi Waluyo-
RADARPEKALONGAN - Eh..kejatuhan cicak. Akan sial Lho!. Itu adalah salah satu bentuk tathayyur atau thiyarah. Umat Islam wajib tidak percaya kepada tathayyur seperti ini karena salah satu bentuk kesyirikan.
Jika seseorang akan pergi keluar rumah, ia tiba-tiba kejatuhan cicak. Dalam hatinya timbul perasaan, ia akan sial karena pertanda kejatuhan cicak tersebut. Inilah yang disebut tathayyur. Apabila ia mengurungkan niatnya untuk pergi, maka ini yang disebut thiyarah. Ini semua bentuk kesyirikan.
Contoh tathayur lainnya, ada kepercayaan di Jawa dengan istilah balungan enem. Waktu yang diyakini membawa sial. Sehingga di hari itu orang-orang akan menghindari untuk melakukan sesuatu seperti bepergian dan lainnya.
Bentuk tathayur lainnya, jangan nyapu malam-malam nanti rezekinya seret, angka 13 dianggap sial, jika ada burung gagak maka pertanda akan ada yang mati, jika mata berkedut akan ada yang mati, jika gelas pecah maka tanda sial, dan jika ada kupu-kupu maka akan ada tamu yang datang.
Baca juga:Bisa untuk Mengobati Sihir Sesuai Sunnah, Mulai Sekarang Tanam Bidara di Rumah
Dilansir almanhaj, tathayyur yaitu merasa bernasib sial karena sesuatu. Ini diambil dari kalimat: زَجَرَ الطَّيْرَ (menerbangkan burung).
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Dahulu mereka suka menerbangkan atau melepas burung, jika burung itu terbang ke kanan, maka mereka menamakannya dengan 'saa-ih', bila burung itu terbang ke kiri, mereka namakan dengan 'baarih'. Kalau terbangnya ke depan disebut 'na-thih', dan manakala ke belakang, maka mereka menyebutnya 'qa-id'. Sebagian kaum bangsa Arab menganggap sial dengan 'baarih' (burungnya terbang ke kiri) dan menganggap mujur dengan 'saa-ih' (burungnya terbang ke kanan) dan ada lagi yang berpendapat lain."
Namun, tathayyur atau merasa sial ini tidak terbatas hanya pada terbangnya burung. Tapi juga pada nama-nama, bilangan, angka, orang-orang cacat dan lainnya. Semua itu diharamkan dalam Islam. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengkategorikan tathayur sebagai bentuk kesyirikan.
Orang yang bertathayyur menilai hal-hal atau pertanda tersebut membawa celaka dan untung. Keyakinan seperti ini jelas menyalahi keyakinan terhadap takdir Allah Azza wa Jalla.
Baca lagi:Bacaan Dzikir Pagi Dan Petang Sesuai Sunah Nabi
Menurut Syaikh Utsaimin rahimahullah, "Tathayyur adalah menganggap sial atas apa yang dilihat, didengar, atau yang diketahui. Seperti yang dilihat yaitu melihat sesuatu yang menakutkan. Yang didengar seperti mendengar burung gagak, dan yang diketahui seperti mengetahui tanggal, angka atau bilangan. Tathayyur meniadakan tauhid dari dua segi, yakni pertama orang yang bertathayyur tidak memiliki rasa tawakal kepada Allah Azza wa Jalla dan senantiasa bergantung kepada selain Allah. Kedua, ia bergantung kepada sesuatu yang tidak ada hakekatnya dan merupakan sesuatu yang termasuk tahayul dan keragu-raguan.".
Allah Ta’ala berfirman:
فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَٰذِهِ ۖ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَىٰ وَمَن مَّعَهُ ۗ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِندَ اللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ
"Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata, "Ini disebabkan (usaha) kami." Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang bersamanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (Al A’raaf:131).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: