Kampung Ikan Panggang, Sehari Satu Rumah Bisa Produksi 1,8 Kuintal

Kampung Ikan Panggang, Sehari Satu Rumah Bisa Produksi 1,8 Kuintal

PRODUKSI - Sebanyak 20 warga rumahan di Kampung Mijen, Kelurahan Ketapang, memproduksi ikan panggang atau ikan asap.

KENDAL - Kalau mau cari ikan panggang yang masih hangat, datang saja ke Kelurahan Kampung Mijen, Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal. Gang masuk kampung tersebut berada di sebelah utara lampu merah pertigaan Ketapang. Ada sebanyak 20 warga rumahan yang mengolah ikan panggang di kampung tersebut yang merupakan usaha turun-temurun sejak 40 tahun lalu.

Untuk mengetahui rumah tersebut memprodukasi ikan panggang dapat dilihat dari bangunan yang cukup tinggi sebagai cerobong asap, sehingga dikenal juga dengan ikan asap.

Salah satu warga pembuat ikan panggang adalah Solati yang dibantu tiga orang pekerja. Satu orang bagian memotong-motong ikan dan dua orang lainnya yang melakukan pemanggangan ikan yang sudah dipotong-potong. Aktivitas dimulai sekitar pukul 08.00 dalam setiap harinya. "Pekerja yang bagian memotong-motong ikan diawali dengan mencuci ikan supaya bersih," katanya, Minggu (5/1).

Diungkap Solati, jenis ikan yang dipanggang adalah ikan manyung, genjong atau ikan pari yang rata-rata ukurannya sebesar kaki orang dewasa. Tiap satu ekor ikan dipotong menjadi tiga bagian, yaitu kepala, tengah dan ekor. Kemudian bagian tengah ikan dipotong lagi sesuai ukuran yang biasa dijual di pasar.

"Sambil menunggu ikan dipotong-potong, pekerja lainnya mempersiapkan api yang akan digunakan untuk memanggang ikan," ungkapnya.

Menurut Solati, bahan bakar untuk memanggang ikan dari tempurung kelapa yang sudah kering ditaruh di tempat pengapian ukuran 1 x 2 meter. Tempurung kelapa dibakar sekitar 30 menit sampai menjadi bara api yang siap untuk memanggang. Ikan yang sudah dipotong-potong ditempatkan pada tempat berbentuk ram-raman yang terbuat logam. "Pemanggangan biasanya dimulai sekitar pukul 11 siang hingga sore sekitar pukul 16.00 WIB," timpalnya.

Dalam pemanggangan sesuai bagian-bagian ikannya, yaitu bagian ekor, bagian kepala dan bagian tengah yang sudah dipotong-potong. Proses pemanggangan sampai matang sekitar 10 menit. "Ada bagian lain yang tidak dipanggang dan tetap bisa dijual,
yaitu jeroan dan bagian kulit leher ikan," terang Solati.

Menurut seorang pekerja, Verawati, bagian jeroan dikumpulkan tersendiri karena bernilai ekonomis. Bagi yang biasa membelinya untuk pakan ikan lele. Sedangkan kulit leher ikan sebelum dijual terlebih dulu dikeringkan seperti kerupuk yang harganya cukup mahal. "Bagian kulit leher yang sudah kering harganya sekitar Rp. 250 ribu sampai 300 ribu rupiah," katanya.

Bagian-bagian yang sudah dipanggang harganya berbeda-beda, yaitu untuk bagian kepala Rp 35 ribu per kilogram, bagian tengah atau daging Rp 70 ribu, sedangkan bagian ekor dijual per bungkus isi 10 ekor hanya Rp 5 ribu. Penjualannya sudah ada bakul-bakul yang mengambil untuk dijual di pasar-pasar

"Dan sisanya dijual sendiri oleh pemiliknya di Pasar Mangkang Semarang. Produksi per hari rata-rata 1,8 kuintal," tukasnya.

Verawati menambahkan, ikan manyung atau genjong yang dipanggang berasal dari luar Kendal, seperti Jakarta. Pasalnya, di TPI Kendal, walaupun jumlahnya banyak, tapi hasil tangkapannya ikan ukuran kecil, karena para nelayan tidak ada yang menggunakan kapal besar. "Ikannya sudah ada pedagang ikan yang menyediakan yang mengambil ikan dari luar Kendal," pungkasnya. (lid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: