Wajib Tahu Bagi Cantin, Tanggapan Tegas Gus Baha Soal Gagal Menikah Karena Pertimbangan Weton, Bikin Miris!

Wajib Tahu Bagi Cantin, Tanggapan Tegas Gus Baha Soal Gagal Menikah Karena Pertimbangan  Weton, Bikin Miris!

Wajib Tahu Bagi Cantin, Tanggapan Tegas Gus Baha Soal Gagal Menikah Karena Pertimbangan Weton, Bikin Miris! -Tangkap layar -YouTube Javaisme

RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Warga Indonesia, seperti di Jawa misalnya, masih banyak yang yakin dengan weton ataupun ramalan-ramalan dalam kitab-kitab Primbon Jawa kuno.

Dalam hal menikah misalnya, mereka kerap datang ke dukun ataupun memandang kitab primbon untuk mengenali tingkatan kecocokan calon jodohnya ataupun memastikan kapan hari yang cocok untuk melakukan pernikahan.

Gus Baha dalam salah satu ceramahnya menerangkan kalau dalam menikah tidak butuh yakin dengan weton, primbon, ataupun ramalan-ramalan dari dukun.

Karena para dukun itu, menurut Gus Baha, ketika bicara seolah-olah dirinya yang mengatur alam.

Misalnya, seringkali dukun itu ngomong, “Salahnya gak turut omonganku, wong Sabtu wage dengan Sabtu kliwon gak boleh kawin, akhirnya bisa jadi bencana.”

“Lha, yang ngasih bencana dirinya (dukun) apa? Nauzubillah jika saya sampai yakin dengan dukun. Jika Sabtu baik menurut dukun, saya tak milih Jumat. Yang berarti gak nurut dukun,” kata Gus Baha.

“Kita wajib melawan. Atas nama syariat kita wajib melawan (ramalan dukun). Kita wajib sesuai syariat,” lanjut Gus Baha.

BACA JUGA:Bagaimana Hukumnya Jika Ada Seseorang yang Berhutang Namun Tidak Mampu Membayar? Begini Jawaban Gus Baha

BACA JUGA:Hidup Sulit, Hutang Mencekik, Rezeki Seret Bikin Kamu Sering Stres? Gus Baha Beri Solusi Cara Mengatasinya

Jadi, jika menurut syariat menikah yang baik merupakan menikah yang sesuai dengan cerminan Rasulullah maka itu yang wajib dilakuan, yaitu menikah yang dapat melindungi diri dari maksiat perzinahan serta mengikuti sunah Rasul.

Soal hari perkawinan yang baik Gus Baha adalah yang sekiranya yang tidak merepotkan orang lain. Misalnya hari Ahad ataupun Sabtu. Sebab karakteristik syariat itu adalah “laa dharara walaa dhirara” (tidak membahayakan orang lain serta tidak membahayakan diri sendiri). Hari Ahad ataupun hari Sabtu merupakan hari libur kerja mayoritas warga Sehingga melakukan resepsi di hari itu baik sebab tidak mengusik banyak aktivitas orang lain.

 “Lho, tidak Ini memang wajib diatur. Jika menikahkan anak jangan di jam-jam kerja,” kata Gus Baha menjelaskan.

Jadi, menikah kapanpun boleh-boleh saja. Memilih hari yang sekiranya tidak mengusik jam padat jadwal mayoritas orang serta tidak perlu mengikuti aturan-aturan dari kitab primbon ataupun weton. 

Gus Baha menegaskan supaya tiap muslim menguatkan tauhid supaya tidak mudah mempercayai ramalan-ramalan dukun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: